TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korea Rail Network Authority (KRNA), Korea Trade-Investment Promotion Agency (KONTRA) mengadakan sekolah perkeretaapian diadakan di auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Acara yang diikuti 40 orang ini berlangsung selama tiga hari mulai 3-5 September 2019 mendatang.
Sekolah ini diadakan untuk membagikan pengalaman dari industri perkeretaapian Korea dan untuk mendorong kerjasama kedua negara untuk proyek yang akan datang seperti LRT dan proyek kerta api lainnya.
“Ini adalah kesempatan untuk lebih saling mengenal. Untuk contoh, membagikan teknologi terbaru, skema dari isu keuangan, dan lainnya,” kata Ann Seongseog, Manajer KRNA dalam keterangannya, Rabu (4/9/2019).
Acara berfokus pada jalur teknologi kereta api, lokalisasi bahan baku lintasan kereta, dan teknologi kereta tanpa masinis, yang penting untuk meningkatkan insfraktuktur di Indonesia.
Baca: Per 1 September, Tiket Kereta Api Lokal Hanya Bisa Dibeli Lewat Aplikasi KAI Access
Selain itu, proses trasfer pengetahuan juga bertujuan untuk mengatur keuangan dan segala kegiatan yang berhubungan dengan industri kereta api.
"Apalagi di masa yang akan datang, Indonesia dan Korea akan melakukan kerjasama di beberapa proyek seperti LRT Jakarta, kereta api untuk Rahat-Tarahan, LRT Cibubur-Bogor, LRT Medan dan masih banyak lainnya," katanya.
Selain itu, KRNA dan KOTRA mengoperasikan 13 sekolah perkeretaapian di Vietnam, India,Thailand, Mongolia, bermula di Mesir pada tahun 2014, dengan tujuan untuk transfer teknologi kereta api yang unggul dan pengembangannya dari Korea.
Lee Joongyoon, Direktur Umum KOTRA Jakarta mengatakan, di masa yang akan datang, KOTRA akan melanjutkan untuk mendorong kerjasama antara Indonesia dan Korea untuk kemitraan stratejik yang lebih dalam antara kedua negara.