TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Benny Wenda kini menjadi the most wanted man bagi Pemerintah Indonesia karena sepak terjangnya terkait dengan upaya provokasinya memisahkan Papua dan Papua Barat dari kedaulatan Indonesia dengan menggunakan jarigannya di dalam dan di luar negeri.
Benny Wenda sendiri kini disebut-sebut bermukim di Inggris. Pemerintah RI resmi menyebut Benny Wenda sebagai master mind alias otak di balik rusuh di Papua yang menjalar ke sejumlah kota di Papua dan Papua Barat Agustus 2019 lalu.
Benny Wenda belakangan menyampaikan pernyataan dalam sebuah wawancara dengan media berbasis di Australia, SBS News.
Baca: Moeldoko Gantikan Wiranto, Ahok jadi Menpan RB, Daftar Terbaru Calon Menteri Jokowi yang Mengemuka
Baca: 15 Nama Berpeluang Jadi RI 1 Selanjutnya, Ada 4 Kepala Daerah dan Ridwan Kamil dapat Catatan Khusus
Dilansir SBS News, Benny Wenda, Ketua United Liberation Movement for West Papua, meminta Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, untuk bertindak.
Namun harapan Benny Wenda adalah PM Australia mengutuk tindakan keras Indonesia terhadap demonstran prokemerdekaaan.
Jika diteruskan, Benny Wenda melanjutkan, Papua dan Papua Barat akan menjadi "Timor Timur berikutnya".
Dari Oxford, Inggris, Benny Wenda mengatakan kepada SBS News bahwa ia sempat melarikan diri pada 2003 silam.
Benny Wenda melarikan diri setelah lolos dari hukuman penjara 25 tahun karena keterlibatannya dalam protes.
Benny Wenda juga mengungkapkan, situasi di Papua Barat "sangat mirip" dengan perjuangan untuk merdeka yang pernah terjadi di Timor Leste, 20 tahun yang lalu.
"Itulah sebabnya saya menyerukan intervensi PBB karena saya tidak ingin ini berakhir seperti Timor Timur," kata Benny Wenda.
Benny Wenda juga berharap, PM Australia ikut bertindak sebagai respons atas situasi yang tengah terjadi di Indonesia.
"Saya berharap, Perdana Menteri Australia akan membuat pernyataan tentang situasi saat ini. Kita perlu Australia untuk keluar dan membuat pernyataan publik tentang krisis kemanusiaan di Papua Barat," ungkap Bennya Wenda.
Sementara itu, Benny Wenda juga mendesak para pengunjuk rasa di Papua Barat agar tetap menjaga diri atas kerusuhan yang terjadi.
Indonesia Tolak Referendum Papua dan Papua Barat