Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang (OSO) mengenang sosok Almarhum Presiden Ketiga RI BJ Habibie sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat.
OSO pun mengungkapkan rasa kehilangan atas meninggalnya BJ Habibie.
Baca: Hadiri Pemakaman BJ Habibie di TMP Kalibata, Reza Rahadian Kenakan Kacamata Hitam dan Batik
"Saya tentu terharu sekali, beliau kan seorang anak bangsa yang betul-betul dekat dengan rakyat. Walaupun orang melihat Pak Habibie sebagai seorang intelektual yang sangat intelek di indonesia ini," kata OSO di rumah duka, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
OSO juga menilai BJ Habibie merupakan sosok yang unik.
Menurutnya, BJ Habibie selalu menyampaikan sesuatu dengan gerak yang khas.
BJ Habibie pun selalu menjawab dengan tulus pertanyaan apapun yang diberikan kepadanya.
"Sosok yang unik, dia menceritakan sesuatu dengan geraknya, dengan gayanya. Dan kalau orang nggak mengerti dari gayanya berbeda dengan apa yang diucapkan, itu nggak gampang. Tapi semua sampai ke tujuan pembicaraannya, itu yang luar biasa Pak Habibie. Juga dia bisa jawab secara tulus apa saja pertanyaan ditanyakan ke dia," ucapnya.
Seperti diketahui, BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/9) sekira pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
BJ Habibie dirawat di RSPAD sejak 1 September 2019 lalu.
Untuk menangani kesehatan BJ Habibie, sebanyak 44 dokter Kepresidenan telah disiapkan.
Mereka terdiri dari 34 tim panel ahli dan 10 dokter pribadi presiden.
Ada 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan yang menangani kesehatannya.
Mereka adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.
Kondisi BJ Habibie memang dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Dokter masih memantau perkembangan kondisi BJ Habibie.
Sebelumnya, BJ Habibie juga menjalani perawatan pada 2018.
Baca: Presiden Jokowi Tiba di TMP Kalibata, Bakal Jadi Irup Upacara Pemakaman BJ Habibie
Kondisi kesehatannya menurun karena kelelahan setelah melakukan kegiatan di berbagai kota di Indonesia.
Di tahun yang sama, ia juga sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep jantung.