News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabut Asap

Kapolri Siap Copot Kapolda yang Gagal Tangkap Pelaku Karhutla

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Bandara APT Pranoto saat udara Samarinda berasap sejak sekitar 5 hari lalu, di kawasan jalan Poros Samarinda Bontang, Samarinda Utara, Senin (16/9/2019). Kabut asap berasal dari kebakaran lahan di kawasan Kalimantan maupun Samarinda dan sekitarnya sejak sepekani lalu menyebabkan jarak pandang 3000 meter sehingga penerbangan dialihkan ke bandara terdekat dan mengalami penundaan atau cancelled. (TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)

Kendati demikian, di beberapa kabupaten, sekolah dasar (SD) sudah meliburkan siswanya karena kabut asap seperti di Kabupaten Berau.

Dinas pendidikan Berau meliburkan SD hingga tiga hari sejak Senin hingga Rabu (18/9/2019).

Baca: Gelar Rapat Terbatas Karhutla di Riau, Jokowi Soroti Kinerja Pemerintah Daerah

Baca: Tujuh Poin Perubahan dalam Revisi UU KPK Disepakati DPR dan Pemerintah, Ini Rinciannya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Calon Ibu Kota Negara Tepapar Kabut Asap, Ini Tanggapan Gubernur Kaltim"

Kematian Bayi Elsa

Kematian Bayi Elsa diduga mengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi viral di media sosial, Senin (16/9/2019).

Bayi berusia empat bulan ini tinggal di Desa Talang Buluh, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Mendengar adanya korban diduga ISPA, Dinkes Banyuasin langsung mengecek ke RS Ar Rasyid Palembang.

"Dari hasil kunjungan tim kesehatan Banyuasin, memang benar ada pasien bayi umur 4 bulan berobat ke UGD dengan diagnosa Pneumonia, dan meninggal. Pasien sudah di bawa pulang ke rumah," katanya.

Hakim mengatakan sebelumnya kondisi darurat kabur asap yang tebal pihaknya telah memghimbau melakukan sosialisasi akan bahaya kabur asap dan pembagian masker secara gratis kepada masyarkat baik melalui puskesmas serta membagikan masker secara langsung kepada warga.

"Kalau penyebab kematian bayi pasti, sampai sekarang rumah sakit belum mengeluarkan. Tapi kita sudah ada perkiraan dari hasil wawancara petugas yang menangani. Gangguan pernafasan akibat ISPA," tegas Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin Dr H Masagus Hakim.

Menurutnya, belum bisa kematian bayi ini dikaitkan dengan kabut asap.

Baca: Karhutla: Kabut Asap Semakin Parah, BNPB Mengaku Kewalahan, Pemerintah Tak Usah Malu Minta Bantuan

Pasalnya dari data BLH beberapa hari lalu mengeluarkan informasi kondisi udara di Kabupaten Banyuasin belum mengkhawatirkan.

"Itu kan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumsel dalam kategori sedang. Begitu juga untuk kondisi rumah korban, kalau laporan staf kami tadi rumahnya permanen."

"Untuk kemungkinan dari lingkungan juga belum ada. Hanya saja Balita itu kan rentan. Nah kalau dikatakan keluarga tersebut pakai racun nyamuk bakar, bisa saja. Hendaknya ini dikurangai supaya diganti kelambu," kata Masagus Hakim.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini