TRIBUNNEWS.COM - Sutradara kenamaan, Joko Anwar, merespons adanya polemik surat teguran yang dilayangkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Respons Joko Anwar tersebut diberikan seiring adanya teguran KPI terhadap beberapa penayangan acara maupun konten televisi maupun film layar lebar sepertinya akan berbuntut panjang.
Joko Anwar menyuarakan penolakannya terhadap sikap KPI, Joko Anwar menilai sikap KPI tersebut kurang tepat karena membatasi para sineas dalam berkreasi.
Lantas sejak kapan Joko Anwar merasa tersentil dengan sikap KPI tersebut?
Joko Anwar menginginkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang madani.
Masyarakat madani yang dimaksud Joko Anwar adalah masyarakata yang mampu mengatur dirinya sendiri.
Dalam hal ini, alangkah baiknya jika masyarakat mampu merasakan apa yang baik dan tidak baik bagi dirinya sendiri.
Selain itu, sebagai manusia yang hidup di Indonesia seharusnya memiliki persepsi tentang hidup termasuk persepsi tentang sebuah informasi dan apa tontonan yang dikonsumsi sehari-hari.
"Kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjadi masyarakat yang madani. Masyarakat madani itu artinya masyarakat yang mampu mengatur dirinya sendiri," kata Joko Anwar.
"Termasuk bagaimana kita seharusnya memiliki persepsi tentang hidup, di antaranya adalah bagaimana kita memiliki persepsi tentang sebuah tontonan dan apa yang kita dan apa yang kita konsumsi sehari-hari baik itu entertainment, informasi dan sebagainya," lanjutnya.