Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ultimas (49) menyeruput kopi susu yang diletakkan di dekat setir bus. Dari jendela sopir yang terbuka, dia melihat lautan massa mahasiswa tengah berjalan dari arah Hotel Sultan menuju ke Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Lanjutan aksi massa mahasiswa di depan kompleks DPR/MPR RI bukan hal baru buat Uda Ul, begitu dia karib disapa. Periode 1998, dia juga melakukan hal yang sama: menjadi sopir bagi para mahasiswa yang berunjuk rasa.
"Masih 22 tahun waktu itu umur saya, lagi istirahat di Ciputat dan langsung diminta untuk ke Parlemen saat itu juga," kata Uda Ul saaf berbincang dengan Tribunnews.com di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Baca: Tanggapi Aksi Unjuk Rasa, Muhammadiyah Minta Elite Bangsa Tidak Lontarkan Opini Memanaskan Suasana
Baca: Hamil Tua, Ayu Dewi Pantang Mager
Baca: Natasha Rizky Pernah Diprotes Suami Gara-gara Makeup Tebal
Saat itu suasananya hampir sama seperti sekarang; Uda Ul membawa massa dari UIN Jakarta yang jumlahnya di luar akal sehat.
"Bus yang saya bawa miring ke kiri, di atas ada belasan mahasiswa. Di dalam sudah enggak ada tempat buat berdiri, dan semua mahasiswa berteriak-teriak dari Ciputat sampai di dekat gedung Parlemen," lanjutnya.
Bus yang dikendarai Uda Ul adalah bus Koantas Bima 102 jurusan Ciputat-Tanah Abang. Dulu dia menyopiri mahasiswa bersama kawannya yang seorang kondektur.
"Sekarang sudah enggak ada kondektur, agak khawatir juga saya kan karena enggak ada yang tahu kalau terjadi apa-apa," ujarnya.
Namun, sejak kemarin dia menjadi sopir unjuk rasa, tak ada hal aneh apa pun yang dialaminya maupun mahasiswa yang diangkutnya. Berbeda dengan dulu, di mana dia sempat jadi korban salah pukul.
"Enggak ada mahasiswa yang jatuh atau bagaimana. Kalau dulu yang saya ingat, paling saya dikira mahasiswa juga dan sempat dipukul sama aparat," pungkasnya seraya tertawa.
Pantauan Tribunnews di lokasi, mahasiswa di Senayan terus berdatangan dan bergerak di dua sisi jalan.
Memasuki jalan dekat Kemenpora, jalanan sudah penuh. Di seberang kantor Kemenpora, mahasiswa yang mengarah ke Jalan Gatot Soebroto, jalanan menjadi lahan parkir bagi kendaraan para mahaiswa.
Sementara itu, di jalan yang mengarah ke Pintu Utama Gelora Bung Karno dan Stasiun Palmerah, tak ada ruang bagi kendaraan untuk melaju.