TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI dari fraksi Golkar Ace Hasan Syadzily turut berbelasungkawa atas meninggalnya dua mahasiswa saat melakukan demonstrasi di Kendari.
Ia berharap, aparat keamanan dapat bertindak lebih lebih persuasif dalam menangani demonstrasi mahasiswa.
"Tentu kita berbelasungkawa dan prihatin atas penembakan itu. Kita berharap penanganan demonstrasi itu bisa dilakukan dengan cara yang tidak represif," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (27/9/2019).
Ia pun mengimbau kepada seluruh komponen bangsa untuk mengedepankan dialog secara damai untuk menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan terkait dengan pembahasan undang-undang.
Selain itu, Ace menekankan agar dalam penyusunan dan pembahasan suatu kebijakan, terutama UU, terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat.
"Kami tentu berharap pemerintah mengedepankan aspek dialogis dalam menyelesaikan berbagai persoalan, tentu kritik juga buat kita dalam proses penyusunan perundang-undangan pertama tentu sosialisasi itu penting," ujarnya.
Aksi demonstrasi menolak revisi UU KPK, RKUHP dan sejumlah RUU lainnya terjadi beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Kendari.
Immawan Randi, mahasiswa jurusan Budidaya Perairan Universitas Halu Oleo, Kendari, angkatan 2016, menjadi korban meninggal akibat ditembak di areal dada kanan saat melakukan demonstrasi.
Sementara, Muhammad Yusuf Kardawi (19), mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari meninggal setelah menerima tindakan operasi karena cedera serius saat aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9/2019).
Baca: Din Syamsuddin Sarankan Jenazah Randi Kader IMM Diotopsi Pihak Internal Muhammadiyah
Baca: Amnesty International Indonesia Minta Penyelidikan Kasus Aliran Dana pada Ananda Badudu Dihentikan