News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelantikan Anggota Dewan

Fahri Hamzah dan Budiman Sudjatmiko Resmi Angkat Koper dari Senayan

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berbincang dengan awak redaksi Tribunnews di ruang kerjanya di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (28/9/2019). Bulan September ini adalah bulan terakhir Fahri menjabat sebagai anggota DPR. Fahri tidak mencalonkan kembali sebagai anggota DPR pada Pileg 2019 ini. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa bakti anggota DPR periode 2014-2019 segera berakhir pada September 2019 ini. Anggota DPR yang baru pun akan segera dilantik 1 Oktober 2019.

Ada 575 calon anggota DPR 2019-2024 terpilih yang siap dilantik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 298 anggota DPR merupakan petahana.

Meski masih didominasi oleh anggota DPR yang lama, sejumlah nama populer yang cukup berpengaruh di DPR ikut tersingkir dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Selain tersingkir, ada nama-nama yang sengaja meninggalkan DPR karena tak mencalonkan diri di Pileg 2019.

Siapa saja anggota DPR petahana yang meninggalkan kursi di Parlemen? Berikut beberapa nama populer yang dapat Kompas.com sajikan:

1. Fahri Hamzah

Nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tidak akan ada dalam daftar anggota DPR periode 2019-2024.

Sebab, Fahri tak mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (TRIBUN/DANY PERMANA)

Diketahui, pada Pileg 2014 Fahri berhasil mengamankan satu kursi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketika itu, Fahri memperoleh suara tertinggi yaitu 125.083 suara.

Pada Pileg 2019 jalan Fahri untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif terhambat. Salah satu penyebabnya adalah konflik internal antara Fahri dan PKS.

PKS melayangkan surat pemecatan kepada Fahri pada 6 April 2016 karena dinilai melanggar kode etik partai. 

Baca: Jokowi Tak Menjawab Pertanyaan Wartawan tentang Penangkapan Musisi Ananda Badudu

Tak tinggal diam, Fahri pun membela diri di pengadilan terkait pemecatannya hingga sampai akhirnya memenangi kasus tersebut di pengadilan.

Saat ini, di pengujung masa jabatannya di DPR, Fahri berpesan kepada anggota DPR yang baru untuk banyak membaca pada bulan-bulan pertama menjabat sebagai wakil rakyat.

Baca: PKS Desak Jokowi Segera Terbitkan Perppu KPK, Golkar Belum Bersikap

"Mulailah minggu pertama, bulan-bulan pertama banyak baca, jangan banyak omong, baca konstitusi amendemen sampai empat kali, baca MD3 secara detail dan tata tertib," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (28/9/2019).

Fahri juga berpesan agar pimpinan DPR periode berikutnya tak mengambil jarak dengan media. Menurut dia, pimpinan DPR harus terbuka kepada media.

Baca: Unjuk Rasa Bikin Rupiah Loyo, IHSG Juga Terkulai Lemas

"Jangan jaga jarak dengan media, jangan anggap jadi pimpinan DPR terlalu banyak ruang tertutupnya tak baik. Dia harus terbuka, apa adanya," kata dia.

Sosok Fahri selama ini dikenal vokal mengkritik setiap kebijakan pemerintah. Ia juga salah satu pimpinan DPR yang mendukung disahkannya UU KPK hasil revisi yang banyak menuai penolakan dari berbagai pihak.

Kendati demikian, kehadirannya di DPR dinilai memberi warna bagi parlemen.

Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menyampaikan rasa rindunya kepada Fahri Hamzah yang akan mengakhiri masa jabatan di DPR.

Ia mengakui sering berbeda pendapat dengan inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) tersebut.

"I'm gonna miss this guy, terlepas lebih sering beda pendapat, senior yg ini memberikan warna tersendiri buat adu argumentasi di DPR," kata Yunarto melalui akun Twitter @yunartowijaya, Sabtu (28/9/2019).

Fahri menjawab twit Yunarto, ia mengatakan tunas-tunas calon pemimpin ke depan akan muncul dengan sendirinya mengingatkan tantangan Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang hebat.

"Tunas-tunas baru akan lahir secara alamiah...jika tantangan besar datang.. orang-orang hebat akan lahir...saya menduga krisis besar sedang datang menghampiri kita...semoga kita semua sanggup menghadapinya," ujar Fahri melalui akun Twitter Fahri Hamzah, Sabtu (28/9/2019).

2. Budiman Sudjatmiko

Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko tak lolos ke parlemen periode 2019-2024.

Ia maju sebagai caleg di dapil Jawa Timur VII meliputi daerah Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.

Budiman Sudjatmiko

Diketahui, pada Pileg 2014 Budiman maju di dapil Jawa Tengah VIII yang meliputi Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas.

Budiman mengatakan, perpindahan dari dapil Jateng VIII ke Jatim VII merupakan perintah dari Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

Menurut dia, kekalahannya di dapil Jatim VII disebabkan persaingan ketat antarcaleg petahana seperti Edhie Baskoro Yudhoyono dan Johan Budi yang mendominasi suara di dapil Jatim VII.

"Pak Sekjen bilang bantu Pak Jokowi di Jatim VII, kebetulan karena di sana PDI Perjuangan cuma satu kursi dan kebetulan Pak Jokowi dari lima kabupaten pada 2014 kalah di dua kabupaten," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/4/2019).

3. Eva Kusuma Sundari

Politisi PDI Perjuangan Eva Sundari dipastikan tak lolos ke DPR periode 2019-2024.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini mengatakan, kekalahannya disebabkan persaingan ketat dengan sesama caleg PDI-P.

"Saya kalah di persaingan internal PDI-P, faktornya ya karena kurang suara," ujar Eva ketika dihubungi, Selasa (30/4/2019).

Eva Kusuma Sundari (Chaerul Umam)

Pada Pileg 2019, Eva maju di Dapil Jawa Timur IV meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kota Blitar.

Eva mengaku cukup kaget karena perolehan suaranya meleset dari target. Ia hanya mendapatkan 50 persen dari yang ditargetkan.

"Dugaanku karena berebut di ceruk yang sama," kata dia.

Meskipun tak lolos, caleg PDI-P mendominasi kemenangan di Jatim IV misalnya Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan, dan Sri Rahayu.

4. Agus Hermanto

Wakil Ketua DPR dari Partai Demokrat Agus Hermanto tidak masuk dalam jajaran anggota DPR periode 2019-2024.

Sebab, Agus memutuskan tak maju di Pileg 2024.

Agus mengatakan, karier politiknya sebagai wakil rakyat sudah cukup karena sudah tiga periode menjabat sebagai anggota DPR. 

Agus Hermanto 

"Saya sudah tiga kali berturut-turut menjadi anggota legislatif, hingga sekarang jadi pimpinan DPR, menurut saya, itu sudah cukup, sebaiknya kita harus memberikan kesempatan kepada kader-kader yang lebih yunior untuk meniti karier tersebut," kata Agus, Selasa (24/7/2018) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Pada Pemilihan Legislatif 2014, Agus Hermanto diketahui maju sebagai caleg di Dapil Jawa Tengah I yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga.

Agus lolos ke DPR setelah berhasil memperoleh 32.047 suara.

5. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Politisi Gerindra atau keponakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, tak lolos ke DPR periode 2019-2024.

Pada Pileg 2019, anggota Komisi VIII DPR ini maju di Dapil III Jakarta yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo 

Sara memperoleh 79.801 suara di dapil III Jakarta. Namun, hasil tersebut belum bisa mengantarkannya ke parlemen periode berikutnya.

Pada Pileg 2014 Sara maju menjadi caleg di dapil Jawa Tengah IV yang meliputi Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen. Ketika itu, Sara berhasil lolos ke DPR dengan memperoleh 47.542 suara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mereka yang Tinggalkan Senayan, Dua di Antaranya Wakil Ketua DPR

Penulis : Haryanti Puspa Sari

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini