TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Nasib ratusan warga asal Jawa Barat yang tinggal di Wamena, Papua, belum diketahui, menyusul kerusuhan di Wamena, September lalu.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, dari 500-an warga asal Jabar yang tinggal di Wamena, baru 50 orang yang sudah berhasil menjalin komunikasi dengan mereka dan meminta untuk dipulangkan.
"Ada sekitar 50-an yang sedang kami evakuasi sesuai permintaan dari koordinator di sana. Mereka khususnya keluarga-keluarganya yang ingin pulang duluan," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Kantor DPRD Jabar, Kamis (3/10/2019).
Pasca- kerusuhan di Wamena, mereka dievakuasi karena tempat tinggal mereka di Wamena tidak bisa dipakai setelah terbakar.
Baca: Pernikahan Laudya Cynthia Bella Dikabarkan Retak, Postingan IG Engku Emran Jadi Sorotan
Emil mengatakan sedang mencari jalan untuk memfasilitasi lebih banyak lagi warga asal Jabar yang berada di Papua untuk pulang.
"Saya doakan, mungkin dengan kondusivitas lebih baik, suatu hari nanti mereka masih bersemangat membangun Indonesia di Tanah Papua, di Wamena," katanya.
Sementara ini, kata Ridwan Kamil, ada kedaruratan yang mengharuskan sebagian warga kembali ke Jabar. Langkah pertama ini dirasa perlu dilakukan untuk keberlanjutan hidup warganya.
"Daripada gimana-gimana, kita lakukan seperti yang di Palu, kita siapkan. Mudah-mudahan bisa berangkat hari ini," katanya.
Dari 50 warga yang tengah mereka evakuasi, kata Emil, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Ridwan Kamil mengatakan belum melakukan komunikasi lebih lanjut mengenai evakuasi selanjutnya.
"Kita pasti dukung yang di sana. Cuma hari ini, kan, seperti UGD, mana yang prioritas dulu, mengembalikan mereka ke tanah Jabar. Lain-lainnya pasti saya bantu," katanya.
Baca: Lima Karyawan PT Dirgantara Indonesia Jual Suku Cadang Pesawat Senilai Rp 5,4 Miliar
Warga yang dipulangkan ke Jabar ini, katanya, telah memiliki KTP Wamena. Mereka dipulangkan ke Jabar karena ikatan emosional.
"Namanya juga dulunya warga Jabar. Kita tidak pilah-pilah," katanya.
Emil mengatakan, berdasarkan informasi terakhir, kondisi orang yang akan diberangkatkan ke Jabar ini masih baik. Belum ada kabar mengenai warga asal Jabar yang terluka atau jadi korban.
Dihubungi Tribun melalui pesawat telepon, kemarin, Asisten II Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat (Ekjah) Setda Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk memantau warga Kabupaten Bandung yang mungkin berada di Wamena.
Sejauh ini, belum ada laporan mengenai keberadaan warga Kabupaten Bandung di sana.
"Di sana itu kebanyakan warga Minang. Walaupun ada Jawa, kebanyakan warga Jawa Tengah dan Jawa Timur, sementara Jawa Barat kebanyakan di Sorong, Papua Barat," kata Marlan.
Marlan berharap, semua warga asal Jabar, termasuk warga asal Kabupaten Bandung yang berada di Papua, tak ada yang menjadi korban kerusuhan.
"Jika ada warga Kabupaten Bandung yang pihak keluarganya terjebak konflik di Wamena, silakan melapor dan kami akan bantu. Tapi mudah-mudahan segera selesai dan kondusif sehingga warga mana pun aman berada di sana," ujarnya.
Baca: Fenomena Pasca Penetapan Ibu Kota Baru: Setiap Bulan 2.000 Orang Urus KTP Pindah ke Balikpapan
Harapan serupa dikatakan Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, saat ditemui Tribun di Stadion Galuh Ciamis, kemarin sore.
"Sampai saat ini belum ada informasi dan laporan tentang ada tidaknya warga asal Ciamis yang menjadi korban atau terjebak dalam kerusuhan Wamena," ujar Bupati.
Namun sejak kerusuhan pecah di Wamena, ia sudah meminta dinas berwenang untuk melakukan penelusuran.
"Sejauh ini belum ada laporan," ulangnya.
Penelusuran juga dilakukan Pemkab Majalengka menyusul kerusuhan Wamena.
Bupati Majalengka, Karna Sobahi mengatakan, mereka akan mengurus kepulangan warganya jika hal itu memang diperlukan.
"Kami tak akan membiarkan warga kami telantar," ujarnya.
Sejauh ini, menurut Karna, ia pun belum mendapat laporan adanya warga Majalengka yang menjadi korban konflik di sana.
"Mudah-mudahan tidak ada," ujarnya.
Baca: Kasus dengan Atta Halilintar Memanas, Video Syur Bebby Fey dengan Seorang Pria Beredar
ACT
Hingga kemarin, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jabar juga terus memantau perkembangan warga Jabar yang terjebak di Wamena.
Branch Manager ACT Jabar, Renno I Machmoedin, mengaku sudah menerima laporan ada dua keluarga asal Jabar yang minta dipulangkan.
"Satu keluarga asal Subang dan satu keluarga asal Kuningan," ujar Renno via ponselnya, kemarin.
Pihaknya, kata Renno, masih mencoba menghubungi Bupati Subang dan Kuningan serta Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Masih sulit, belum bisa nyambung," ujarnya.
Sebelumnya, warga asal Purwakarta, Tomy Aditya (31), juga meminta tolong kepada Pemkab Purwakarta agar dapat dipulangkan segera ke kampung halamannya.
Tomy menulis permohonan itu di kolom komentar pada unggahan foto pelantikan KONI di akun Facebook Diskominfo Kabupaten Purwakarta.
Baca: Elza Syarief Ungkap Wajah Suami ke-5, Ternyata Blasteran Italia-Rusia, Melaney Ricardo Puji Ganteng
Ia menunjukkannya kepada Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. Di Wamena, Tomy bekerja sebagai guru SD.
"Di sini saya berada di rumah teman. Kalau adik ipar saya, Asep Maulana, pindah-pindah. Kadang di penampungan. Kalau penuh, di kios dagang milik bosnya," ujar Tomy saat dihubungi Tribun melalui telepon, Rabu (2/10/2019).
Enung Suhaeni (51), ibu kandung Tomy, mengaku cemas dengan keberadaan anaknya di Wamena itu.
"Sudah sekitar empat tahun di Papua. Istrinya juga pernah di sana, mengajar di PAUD. Tapi cuti mengajar, sekarang di Bandung kuliah mengikuti program beasiswa," ujarnya.
Adapun Asep Maulana (25), adik ipar Tomy, sehari-harinya bekerja sebagai penjaga toko di Wamena. (syarif abdussalam/mumu mujahidin/eki yulianto/mega nugraha/erry chandra)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Nasib 450 Warga asal Jabar Pasca-kerusuhan di Wamena Belum Diketahui, Ridwan Kamil Lakukan Evakuasi