TRIBUNNEWS.COM - Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Sultan Rivandi merasa mahasiswa tak bisa dikatakan 'Melunjak' saat menolak pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip TribunWow.com dari acara 'Rosi' yang diunggah kanal YouTube KOMPASTV, Jumat (4/10/2019), Sultan mengaku BEM Seluruh Indonesia (SI) meminta pertemuan dengan Jokowi digelar secara terbuka untuk menghindari adanya dugaan-dugaan yang tidak benar.
Sultan menyatakan, seharusnya tak hanya perwakilan BEM SI saja yang bertemu dengan Jokowi, namun semua mahasiswa di Indonesia.
Hal itu menurut Sultan perlu dilakukan karena yang berjuang melakukan demonstrasi menolak UU KPK hasil revisi dan RKHUP bukan hanya dari anggota BEM.
Sultan juga menyebut bertemu dengan Jokowi bukanlah poin yang disampaikan dalam aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
"Pertemuan pada Pak Presiden bukanlah tuntutan kami, pertemuan bukanlah tujuan, kami mungkin para Ketua BEM memiliki massa dengan basis massa kampus masing-masing," kata Sultan.
"Tapi kami sadar, bukan kami yang paling berkeringat di jalan, masih banyak lagi mahasiswa-mahasiswa yang ada di berbagai daerah."
• Disebut Ngelunjak karena Tolak Bertemu Jokowi, BEM Trisakti: Membiarkan Kesalahan adalah Kejahatan
• BEM Nusantara Mengaku Tak Ikut Bergabung pada Demo Hari Ini, Sebut akan Tempuh Jalur Lewat MK
Sultan menyatakan, dia bersama sejumlah mahasiswa lainnya pernah mengikuti pertemuan dengan Jokowi pada 2018 lalu.
"Itu poin kedua yang ingin kami sampaikan, kami belajar dari pengalaman, ada beberapa Presma (Presiden Mahasiswa) yang memiliki pertemuan (dengan Jokowi) tahun 2015 dan 2018," ucap Sultan.
"Saya hadir ke pertemuan di Istana Bogor tahun 2018, dan kami tidak merasa dijadikan sebagai subjek yang semua bisa berbicara."