TRIBUNNEWS.COM - Sebentar lagi, masyarakat khususnya para petani di Kabupaten Jeneponto bakal menikmati air irigasi yang melimpah. Hal tersebut dikarenakan atas pembangunan Bendungan Karalloe.
PPK Bendungan 1 Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Muklisun mengatakan Mei 2020 mendatang, pihaknya akan merampungkan pengerjaan bendungan yang berada di batas wilayah Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Gowa tersebut.
"Insya Allah Mei 2020, Bendungan Karalloe kita selesaikan," ujar Muklisun, saat menerima peserta field trip Seminar Nasional Bendungan Besar 2019, Sabtu (5/10/2019).
Baca: Kementerian PUPR Selesaikan 65 Bendungan di Indonesia
Luas Kawasan Bendungan Karalloe yakni 305,6 hektar, bendungan ini memiliki luas genangan sebesar 122,6 hektar, dengan daya tampung 39,30 juta meter kubik air.
Muklisun menyebutkan atas kapasitas tampung bendungan ini, diyakini mampu mengairi 7.004 Ha areal sawah di Kabupaten Jeneponto dan menyediakan air baku sebesar 440 liter per detik juga untuk Kabupaten Jeneponto.
Ia menjelaskan, untuk membangun Bendungan Karalloe Pemerintah Pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun yang dibagi dalam dua tahap pembangunan.
Untuk tahap pertama, dianggarkan Rp 568 miliar dengan misi di antaranya akses jalan masuk, bangunan pelimpah, terowongan pengelak, galian pondasi bangunan utama, dan jalan layanan.
Ditahap kedua, digelontorkan Rp 667 miliar, dengan pekerjaan di antaranya timbunan tubuh bendungan, mekanikal, hingga tahap finishing.
Lanjut Muklisun, bahwa progres pembangunan bendungan ini sudah memasuki 65 persen. Para pekerja saat ini fokus dengan pembangunan tubuh bendungan.
Ia mengaku pihaknya akan semaksimal mungkin menyelesaikan proyek ini dalam tempo yang tidak begitu lama.
Jika terwujud, hal ini tidak sekadar catatan prestasi bagi pemerintah, melainkan pertanda baik bagi masyarakat yang bermukim di kawasan proyek bendungan, terutama masyarakat Jeneponto.
Yang pastinya lanjut Muklisun, areal persawahan yang awalnya tandus akan berubah jadi subur berkat bendungan ini.
Pembangunan bendungan ini berlangsung sejak 2013, tercatat ada tiga desa yang terletak di dua kecamatan yang ‘direlakan’ untuk pembangunan bendungan ini di antaranya Desa Garing dan Desa Datara di Kecamatan Tompobulu, serta Desa Taring di Kecamatan Biring Bulu.
Hulu Sungai Karalloe, bersumber dari Jeneberang, Malino, Gunung Lompo Battang, Kabupaten Gowa, Sulsel.