TRIBUNNEWS.COM - Indonesia sedang mengalami fenomena hari tanpa bayangan sejak bulan September lalu.
Meski demikian, beberapa kota baru akan mengalami fenomena tersebut di bulan Oktober.
Astronom amatir, Marufin Sudibyo menjelaskan kepada Kompas.com bahwa hari tanpa bayangan adalah suatu hari bagi suatu tempat tertentu di mana obyek yang berdiri tegak akan kehilangan bayang-bayangnya manakala matahari mencapai titik kulminasi atas (istiwa') atau dalam kondisi transit.
Dikutip dari siaran pers BMKG, fenomena ini terjadi karena bidang ekuator atau rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau revolusi bumi.
Hal itu menyebabkan posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 derajat LU sampai dengan 23,5 derajat LS.
Inilah yang disebut sebagai gerak semu harian matahari.
Karena posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, maka kita pun bisa mengalami kulminasi utama di wilayah Indonesia dua kali dalam setahun yaitu ketika matahari berada di khatulistiwa.