News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Tiga Anak Presiden Diprediksi Bakal Masuk Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, Berikut Bocorannya

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Widodo (Jokowi) dan Maruf Amin akan dilantik sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.

Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden, sejumlah nama yang akan mengisi kabinet Jokowi-Maruf Amin mulai santer dibicarakan.

Bukan hanya dari kalangan Partai Politik pendukung Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019 saja, nama anak-anak presiden pun diisukan akan masuk dalam jajaran Kabinet Jokowi-Maruf Amin untuk periode 2019-2024.

Ada nama Yenny Wahid, Ilham Habibie, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diprediksi akan masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin.

Baca: Ekonom Faisal Basri Sebut Menteri-menteri Jokowi Ini Wajib Diganti, Gagal dan Jadi Biang Kerusakan

Baca: Elvy Sukaesih Tak Menyesal Punya Menantu Muhammad Basurrah

Hal tersebut sesuai dengan prediksi yang dilontarkan pengamat politik M Qodari, Selasa (8/10/2019).

"Dugaan saya Yenny masuk kabinet, berpeluang. Kemudian, Ilham Habibie anaknya pak Habibie. Ilham yang notabene punya perhatian kepada masalah sosial poltik, di ICMI. Kemudian yang pasti ingin masuk juga dan sinyalnya jelas dari Demokrat adalah AHY, putra pak SBY," kata M Qodari.


1. Yenny Wahid

Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid merupakan anak kedua dari Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Yenny Wahid dikenal publik sebagai seorang aktivis islam dan politisi di Indonesia.

Wanita kelahiran 29 Oktober 1974 tersebut merupakan lulusan Universitas Trisakti dan pernah berkarir menjadi seorang wartawan hingga akhirnya, ia mendampingi Gus Dur sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid saat ditemui di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2019). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Dikutip dari wikipedia, setelah Gus Dur tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yenny Wahid melanjutkan studinya ke Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Sekembalinya dari Amerika tahun 2004, Yenny menjabat sebagai direktur Wahid Institute yang saat itu baru berdiri hingga saat ini.

Pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Yenny Wahid sempat mengabdi sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa pada 2005-2008.

Baca: Robert Alberts Bicara Nasib Pemain Persib Bandung yang Dipinjamkan ke Blitar United

Kemudian, Yenny Wahid mendirikan Partai Kedaulatan Bangsa dan menjabat sebagai ketua umum pada 2008-2012.

Pada Pilpres 2019, Yenny Wahid dengan terang menyatakan dukungannya untuk pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Pernyataan dukungan tersebut disampaikan Yenny Wahid di rumah pergerakan Gus Dur di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 26 September 2018.

2. Ilham Habibie

Ilham Akbar Habibie merupakan putra sulung dari Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

Pria kelahiran Aachen, Jerman Barat, 16 Mei 1963 tersebut dikenal sebagai pakar penerbangan.

Mewarisi kecerdasan orangtuanya, Ilham Habibie berusaha keras melaksanakan impian ayahnya agar Indonesia terus membuat pesawat terbang sendiri.

Ilham Habibie hampir 31 tahun lamanya menetap di Jerman.

Ilham Habibie (ist)

Ilham memulai sekolah di Elementary School Windmuehlenweg, kemudian lanjut ke High School Hochrad, dan akhirnya menempuh studi di Technical University of Munich, Jerman.

Di Universitas Munich ini, Ilham menuntaskan studinya dari gelar insinyur hingga doktor dalam teknik penerbangan dengan hasil summa cum laude.

Ilham Habibie diketahui pernah bekerja di sejumlah perusahan bergengsi di antara Boeing pada tahun 1994-1996.

Baca: Legislatif Review & Judicial Review, Alternatif Penyelesaian Polemik UU KPK Selain Perpu

Menurut Wikipedia Ilham Habibie pernah menjadi Direktur Marketing PT Dirgantara Indonesia, Ketua Dewan TIK Nasional, Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Presiden Direktur PT ILTHABI Bara Utama
CEO di PT ILTHABI Rekatama, dan Komisaris PT Pollux Barelang Mega Superblok Meisterstadt Batam.

Dalam bidang organisasi, Ilham Habibie pernah menduduki Ketua Presidium ICMI pada tahun 2010-2015.

3. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pria kelahiran Bandung 10 Agustus 1978 tersebut sebelumnya berkarir di TNI hingga menjadi seorang perwira menengah berpangkat Mayor.

Ia kemudian mengundurkan diri dari TNI karena mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017.

AHY saat itu didukung Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional.

Namun, nasib belum berpihak padanya dan Pilkada DKI Jakarta saat itu dimenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Suami Anissa Pohan tersebut memiliki prestasi cemerlang ketika bergabung dengan TNI.

Dilansir dari wikipedia, pada tahun 1997 AHY masuk Akademi Militer Magelang.

Baca: Pria yang Telah Dimakamkan di Tuban Ternyata Kembali ke Rumah Bikin Heboh, Ini Kata Polisi

Meraih penghargaan Tri Sakti Wiratama pada tingkat I dan II, Agus terpilih menjadi Komandan Resimen Korps Taruna Akademi Militer pada tahun 1999.

Agus lulus AKMIL dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan pedang Tri Sakti Wiratama dan Adhi Makayasa pada Desember 2000.

Setelah itu, dia mengikuti Sekolah Dasar Kecabangan Infanteri dan lulus terbaik Kursus Combat Intel pada tahun 2001.

Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyampaikan apa saja yang dibahas dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5/2019) (Biro Pers Istana Kepresidenan/Rusman)

Agus bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada tahun 2002, dia menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad yang berpartisipasi dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.

Agus mendapatkan gelar Master of Science in Strategic Studies dari Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University.

Pada tahun 2008, Agus dimintai kontribusinya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk bergabung dalam tim kecil guna merealisasikan gagasan Presiden SBY dalam rangka pendirian Universitas Pertahanan Indonesia.

Peran Agus dalam pembentukan perguruan tinggi tersebut berdampak pada pemindahtugasan ke Kementerian Pertahanan sebagai Kepala Seksi Amerika di Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan.

Agus termasuk salah satu mahasiswa program Kennedy School, yaitu Edward S Mason Fellowship, dengan Program studi Master in Public Administration/Mid Career (MPA/MC) dan lulus pada tahun 2010.

Selain itu, Agus pun sempat bertugas di Lebanon bergabung dengan Kontingen Garuda XXIII-A pada November 2006 sebagai Pasiops Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A.

Prestasi lainnya, Juni 2014, Agus menempuh tugas pendidikan militer setingkat Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat.

Ia menuntaskan tugas pendidikannya selama satu tahun dan lulus pada 12 Juni 2015 dengan hasil sempurna yaitu dengan IPK 4.0.

Di samping menempuh pendidikan militer, Agus juga menyelesaikan program Master dalam Kepemimpinan dan Manajemen (MA in Leadership and Management) dari George Herbert Walker School di Webster University dengan IPK 4.0.

Kini ia menjadi politikus bergabung dengan Partai Demokrat.

Agus pun dipercaya menjadi Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019. (tribunnews.com/ id.wikipedia.org)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini