TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), I Made Leo Wiratma menyayangkan jika benar Gerindra akan bergabung dengan koalisi pemerintah Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.
Karena oposisi hanya tinggal kenangan, jika benar Gerindra akan bergabung ke koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin.
"Bila isu bergabungnya Partai Gerindra dengan koalisi Pemerintah benar, berarti oposisi hanya tinggal kenangan," ujar I Made Leo kepada Tribunnews.com, Rabu (9/10/2019).
Kenapa demikian? Bukannya masih ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS)?
Menurut dia, kelompok penyeimbang Pemerintah semakin tidak berimbang karena tinggal PKS yang menjadi oposisi.
Dia menjelaskan, kompromi-kompromi politik akan terus terjadi sehingga mereka hanya akan bicara mendapat apa. Misalnya berebut jatah kursi menteri.
Baca: Fokus Lindungi Lingkungan, Kementerian LHK Launching BPDLH
Sehingga kata dia, daya kritis kian pudar dan keberpihakan pada rakyat akan semakin jauh.
Dia juga menilai, pragmatisme partai-partai akan menceburkan dirinya untuk melakukan tukar guling kepentingan dengan Pemerintah.
"Hal ini hanya akan membawa kemunduran bagi demokrasi negeri ini. Korupsi akan kembali merajalela, apalagi KPK sudah berhasil dilumpuhkan," jelasnya.
Pengamat: Jadi Oposisi, Gerindra Tak Perlu Minta-minta Kursi Menteri
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyarankan agar partai Gerindra tetap menjadi oposisi dan tidak meminta-minta jabatan menteri kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Gerindra ini mau ngajarin politik apa ke masyarakat ketika berharap kursi menteri ketika ingin menjadi oposisi? Tidak usah terlalu mengharapkan, tidak usah minta-minta. Fokus saja menjadi oposisi yang kritis," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Senin (7/10/2019).
Dia menjelaskan, oposisi juga bisa berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Dengan sikap demikian, Gerindra juga telah memberikan pendidikan yang baik buat publik dan generasi mendatang bangsa.