TRIBUNNEWS.COM, BANTEN -- SA, Anak perempuan berusia 13 tahun dari Syahril Alamsyah (31), sempat berteriak saat tim Densus 88 Antiteror Polri melakukan penggerebekan di kontrakan Syahril di di RT 004, RW 001, Kampung Sawah Gang Kenari, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019) kemarin.
Sekretaris RW 001 Kampung Sawah Yadi Suryadi mengatakan, Syahril memiliki seorang anak perempuan dari hasil pernikahan sebelumnya. Tak seperti Syahril, anak perempuannya itu, lebih suka ke luar kontrakan.
Kontrakan Syahril berjejer dengan sembilan kontrakan lain. Ada jalan sepetak, yang membatasi antara kontrakan Syahril dengan kontrakan lain yang berada di depan.
Baca: 14.848 Pengendara Ditilang Selama 24 Hari Perluasan Ganjil Genap
Di jalan setapak itu lah, menurut Yadi, anak perempuan Syahril kerap bermain bersama keponakan Yadi.
"Anaknya tidak disekolahkan, padahal anaknya tahfidz (hafal) Al Qur'an. Tapi tidak disekolahkan, sering main tahun sama masyarakat sini," ujar Yadi kepada Tribun Network, Kamis (10/10/2019) malam.
Saat kejadian penusukan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, kemarin, menurut Yadi, anak perempuan dari Syahril berada di lingkungan sekitar. Dan tak mengetahui aktivitas Syahril dan istrinya, Fitri Andriani (21) di Alun-Alun Menes.
"Kalau bapaknya selama ini tertutup, paling ke luar kalau beli makan aja," kata Yadi.
Menurut informasi dari Yadi, Syahril memiliki dua anak, hasil pernikahan sebelum bersama Fitri. Anak satunya, dibawa mantan istri, sementara satunya dibawa ke Kampung Sawah.
Pasca kejadian, dan aparat kepolisian melakukan penggeledahan di rumah Syahril, anak perempuannya itu sempat berteriak.
"Jangan siksa bapak saya, jangan siksa bapak saya," kata Yadi mengulang proses kejadian.
Sementara mengenai aktivitas Syahril sehari-hark, ucap Yadi, yakni berdagang, dan mengisi konten di radio online.
"Kerjanya radio online, jual celana, jual madu. Kalau istrinya tertutup," tutur Yadi.