TRIBUNNEWS.COM- Seorang perempuan berinisial FA (21) menjadi pelaku penyerangan Wiranto di Pandeglang, Banten.
Fakta yang didapat, FA ternyatan lulusan SD yang kemudian merantau jadi ART (Asisten Rumah Tangga).
Polisi menyita busur dan anak panah dari rumah orang tua pelaku di Brebes.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Wiranto diserang orang tak dikenal di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Peristiwa tragis tersebut terjadi seusai Wiranto menghadiri acara peresmian gedung kuliah di Universitas Mathla'ul Anwar.
Wiranto yang akan bertolak ke Jakarta tersebut diserang dengan cara ditusuk saat berada di alun-alun Menes.
Akibat penyerangan tersebut, Wiranto mengalami luka di perut yang cukup dalam.
Pihak kepolisian kemudian berhasil mengamankan dua orang pelaku, satu perempuan dan satu laki-laki yakni SA dan FA.
Baca: Fakta Abu Rara Pelaku Penusukan Wiranto, Pernah Dipenjara Karna Larikan Anak Gadis Orang
Baca: Penusuk Wiranto Terpapar Radikalisme, Menag: Kami Terus Sebarkan Moderasi Beragama
Diceritakan seorang warga bernama Aduy yang berada di lokasi kejadian, SA beperan menusuk Wiranto.
Kapolsek Menes Kompol Dariyanto yang berada di dekat Wiranto langsung berusaha menghalau dan menarik pelaku.
Akan tetapi, Kompol Dariyanto malah ditusuk oleh FA.
"Yang tusuk Wiranto laki - laki, ditarik sama Kapolsek pelakunya. Pelaku lainnya yang perempuan langsung tusuk Kapolsek," katanya, Kamis (10/10/2019) dikutip dari Kompas.com.
Berikut ini fakta-fakta seputar FA yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber.
1. Lulus SD lalu merantau jadi ART
FA merupakan warga RT 7 RW 2 di Desa Sitangal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Polisi pun langsung menggeledah rumah orang tua FA.
Seorang tetangga, Masiroh (34), menyebut bahwa FA telah merantau sejak ia lulus SD.
Sepengetahuan tetangga, FA bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
FA yang bekerja merantau tersebut dikabarkan jarang pulang.
Para tetangga terakhir melihat FA di kampung saat lebaran 2019.
FA juga dikenal sebagai sosok yang tertutup.
"Merantau sejak SD. Informasi dari orangtua bekerja sebagai asisten rumah tangga. Tapi memang jarang pulang. Kalau pulang jarang keluar rumah. Anaknya pendiam dan tertutup," kata Masiroh, Kamis (10/10/2019) dikutip dari Kompas.com.
Hal senada juga diungkapkan oleh tante FA, Rahayu.
Setelah lulus SD, FA langsung merantau ke Jakarta.
Dikatakan Rahayu, FA merantau bersama kakaknya.
FA juga tak pernah berbaur dengan para tetangga.
"Dia ikut kerja kakaknya di Jakarta.
Jadi sejak lulus SD, langsung kerja, ndak sekolah lagi.
Kalau dengan tetangga di sini, tidak pernah berbaur," katanya, Kamis (10/10/2019), dikutip dari Tribun Jateng.
2. Penampilan berubah
Seperti yang dikatakan Maisaroh, tetangga FA, pelaku terlihat terakhir kali di rumah pada lebaran tahun ini, Juni 2019.
Diceirtakan tante FA, keponakannya tersebut sempat tinggal sebulan di rumah.
Penampilan FA setelah kepulangannya dinilai berubah.
Ia mengenakan pakaian yang lebih tertutup hingga menutup wajah.
Sebelumnya, FA dikenal berpakaian biasa.
"Yang beda itu ya pakaiannya itu.
Dia tinggal sebulan di rumah dari sejak Lebaran.
Setelah itu berangkat kerja lagi ke Jakarta.
Setelah itu, tak ada komunikasi atau kabar lagi dari Pipit," kata Rahayu.
3. Simpang siur soal status pernikahan
Dari rilis yang diterima Tribunnews, FA lahir di Brebes, 5 Mei 1998.
Dari penuturan Kepala Desa Sitanggal, Untung Andi Purwanto, FA berstatus lajang alias belum menikah.
Namun, FA sempat mengabarkan berencana untuk menikah.
"Informasinya memang mau dipinang. Mau menikah," katanya, Kamis (10/10/2019), dikutip dari Kompas.com.
Berbanding terbalik, FA dan satu pelaku lain SA, dikenal sebagai pasangan suami istri di kawasan kontrakannya, Kampung Sawah Gang Kenari di RT 004 RW OO1, Desa Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang.
Dijelaskan Ketua RT setempat, Mulyadi, SA tinggal di kontrakan tersebut sejak Februari 2019.
Baca: Misteri Hubungan 2 Pelaku Penusukan Wiranto, Syahril & Fitri, Tinggal Serumah tapi KTP Belum Menikah
Baca: Terbongkar Kisah Kelam Abu Rara Penusuk Wiranto: Mantan Napi, Pernah Dekat Narkoba hingga Main Judi
Saat itu SA tinggal bersama anak perempuannya yang berumur 13 tahun.
Sekitar bulan Agustus, SA meminta izin akan menikah di Bogor.
SA pun membawa FA ke kontrakan setelah meminta izin tersebut.
"Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, sekitar 19-20 tahunan," katanya.
4. Polisi sita busur dan anak panah
Polres Brebes langsung melakukan penggeledahan di rumah orang tau FA yang terletak di Gang Arjuna Barat, Dukuh Sitanggal I, Desa Sitanggal , RT 7 RW 2, Kecamataan Larangan, Brebes.
Penggeledahan dilakukan pada Kamis (10/10/2019) siang.
Mengutip dari Tribun Jateng, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti.
Barang bukti yang disita yakni busur, anak panah, serta buku-buku.
Hal ini disampaikan oleh perangkat Desa Sitanggal, Wartono.
"Tadi saya lihat ada enam anak panah, busur, dan buku satu dus yang diamankan polisi.
Cuma saya tidak tahu buku itu judul dan isinya apa saja," katanya, Kamis (10/10/2019).
Orang tua FA, Sunarto dan Karti, juga turut diperiks oleh pihak kepolisian.
Diceritakan Kepala Desa Sitanggal, Untung Adi Purwanto, dari penuturan orang tua pelaku, busur adan anak panah tersebut memang digunakan untuk latihan memanah di sekitar rumah.
"Dia latihan memanah di sekitar rumah. Hanya anak panah, busur, dan papan sasaran. Buku-buku juga. Tapi kalau peluru atau senjata api tidak ada," katanya.
Lebih lanjut, Untung menyebut, kedua orang tua FA kaget dan syok mendengar kabar yang menimpa anaknya.
(Tribunnews.com/Miftah)