Ia menjelaskan, Kartu Tani ini akan bekerjasama dengan Bank BNI, dimana tahap awalnya diberlakukan untuk penyaluran pupuk bersubsidi.
“Pekan lalu, kita sudah laksanakan rapat koordinasi sekaligus workshop tentang rencana defenitif kebutuhan kelompok (RDKK) masing-masing per petani, sehingga kalau kita luncurkan sudah jelas kuotanya,” katanya.
“Karena dari data RDKK, dapat diketahui berapa anggotanya, berapa jumlah petaninya, berapa jumlah luasannya, sehingga pemerintah akan lebih mudah mengontrol kelompok-kelompok tani. Serta akan kecil kemungkinan terjadi penyimpangan dalam penyaluran pupuk subsidi,” jelas Ari.
Lanjutnya, kedepan Kartu Tani akan digunakan secara berkelanjutan. Tidak hanya untuk pupuk bersubsidi, tetapi juga bantuan lainnya seperti benih, alsintan dan sebagainya.
Selain itu, juga dapat menjadi alat sinergitas BUMN yang membidangi pertanian, sehingga semuanya berjalan cepat dan lancar.
“Jadi dari satu kartu itu kedepan seluruh bantuan pemerintah akan tersalurkan melalui Kartu Tani. Sehingga kalau ini berjalan insya Allah semua bantuan bisa tepat waktu, dan petani bisa mendapatkan harga yang terbaik dan semakin sejahtera,” pungkasnya.(*)