Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Arteria Dahlan menaruh curiga terhadap lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Arteria Dahlan menduga adanya praktik tebang pilih terhadap penanganan kasus yang diduga dilakukan oleh oknum di lembaga antirasuah itu.
"Bayangin faktanya memang tiba-tiba tanda tangan tuntutan Jaksa-Jaksa nih 4 tahun tiba-tiba diganti coret 17 tahun. Nasib orang ditentukan pakai perasaan suka-tidak suka di situ. Jadi nanti dikatakan saya bohong lagi. Febri mana Febri?," kata Arteria dalam diskusi publik bertajuk "Mengukur Sepak Terjang KPK" di Kopi Politik Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).
Arteria Dahlan juga sempat menyebut ada orang yang tidak belajar hukum di KPK.
Orang tersebut, kata Arteria, bekerja sesuka hati di KPK.
Baca: Suasana Duka di Lobi Gedung KPK: Mengenang Korban Tewas Saat Unjuk Rasa Tolak UU KPK dan RKUHP
Baca: Foto-foto Keakraban Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto Saat Bertemu di Istana
Baca: Gara-gara Postingan Nyinyir Sang Istri, Perwira TNI Ditahan dan Dicopot dari Jabatannya
"Ini pimpinan KPK yang tanda tangan sprindik, tanda tangan tuntutan berapa, itu enggak sekolah hukum. Bener sendiri, yakin sendiri, padahal keliru, padahal sesat. Ini saya ngomong sesat lagi nanti heboh lagi nih," ujarnya.
Arteria Dahlan juga membantah dirinya telah berbohong kepada publik lantaran mengeluarkan pernyataan yang dianggap ngawur saat dirinya berdebat dengan profesor Emil Salim di acara Talk Show yang dipandu oleh Najwa Shihab pada Rabu (11/10/2019).
"Tadi saya datang ke sini karena tadinya mau dipertemukan sama Febri, katanya pembicaraan saya bohong kemarin yang di Mata Najwa. Saya ingin membuktikan pembicaraan saya hari ini bahwa saya tidak bohong, Febri tidak datang," ucap Arteria.
Baca: Kata Ketua MPR, Seandainya Tak Diundang Pun Prabowo Subianto Akan Hadiri Pelantikan Jokowi-Maruf
Menurut Arteria, Juru Bicara KPK Febri Diansyah lah yang telah berbohong.
Bahkan, Arteria menyebut Febri yang telah mengeluarkan pendapat tapi dinilai tidak paham substansinya.
"Yang bohong itu Febri dia berpendapat seolah olah dia paham padahal kapasitasnya hanya Juru Bicara tukang nyinyir, kalau dibilang saya tukang bacot, Febri lebih dari tukang bacot harusnya," cetusnya.
Sebelumnya, Mantan Anggota Komisi III DPR RI ini juga menyatakan kritik kepada KPK.
Ia menyebut, lembaga antirasuah itu tak pernah memberikan laporan tahunan kepada DPR.