Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan negara tidak boleh kalah dengan radikalisme dan terorisme yang terjadi di tanah air.
Negara diminta bersikap tegas terhadap beragam aksi terorisme yang meresahkan masyarakat termasuk penusukan Menkopolhukam Wiranto.
"Kepolisian harus mampu mengungkap dan menindak aktor intelektual di balik aksi teror di tanah air. Kami Nahdatul Ulama meminta aparat harus bertindak tegas pada radikalisme jangan ada kesan negara kalah," tegasnya dalam keterangan pers, Minggu (13/10/2019).
Said Aqil melanjutkan kini Indonesia sudah darurat terorisme dan radikalisme.
Terlebih dia merasa selama ini pemerintah terlalu ramah pada mereka sehingga demi menyelamatkan NKRI, terorisme dan radikalisme sekecil apapun harus ditindak.
Baca: UMNA Menolak Dikaitkan dengan Paham Radikal dan Terorisme
"Tindakan terorisme adalah tindakan biadab yang jauh dari norma agama apapun. Jadi kita harus lawan bersama. Terlebih mereka terang-terangan," imbuhnya.
Terpisah Staf Khusus Badan Pembina Ideologi ā€ˇPancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo juga sependapat radikalisme sudah mengancam keutuhan bangsa.
Dia menyarankan pentingnya membumikan Pancasila agar mampu merangkul dan menyentuh kaum milenial.
"Ke depan tantangan kita adalah bagaimana memperkuat ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air," katanya.
Baca: Kenapa Istri 3 Anggota TNI yang Nyinyiri Wiranto Suaminya Kena Sanksi, Ini Penjelasan Pakar
Ia menyebut, membumikan Pancasila di kalangan anak muda penting dalam menangkal paham radikal. Ini agar kaum muda tidak mendapat masukan agama dari sisi yang sempit.
Romo Benny menambahkan radikalisme harus pula dilawan dengan gerakan kebudayaan.
Untuk itu, kebudayaan harus terus dilestarikan dan diperkuat.
Baca: Uniknya Budaya Kebersihan di Desa Lokasi Kongres Sampah
"Tradisi di masyarakat seperti bersih desa, selamatan, larungan dan lainnya harus senantiasa dihidupkan," katanya.
Ia menyebut, kebudayaan menjadi alat dan benteng untuk melawan radikalisme.
"Mereka takut kalau tradisi itu kuuat. Pusat-pusat kebudayaan juga perlu dibangun," kata Romo Benny.