News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prakiraan Cuaca

Badai Hagibis Bergerak Tinggalkan Jepang, Apa Dampak Cuaca di Indonesia? Berikut Penjelasan BMKG

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badai topan Hagibis mulai bergerak meninggalkan daratan Jepang, apakah ada pengaruh cuaca di Indonesia? Begini penjelasan BMKG.

Adapun potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia lebih dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan udara rendah di wilayah Indonesia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan angin yang memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Laut Sulawesi.

Jepang Akan Dilanda Badai Topan Dahsyat: Makanan di Supermarket Habis, Langit Berubah Menjadi Ungu

Topan Hagibis menjadi salah satu topan terdahsyat yang diprediksi akan menerpa Jepang.

Topan ini hampir sama dengan Topan Kanogawa yang terjadi pada tahun 1958 lalu di mana 1200 orang tewas.

1. Situasi di supermarket di Jepang

Setelah pemerintah mengeluarkan peringatan, warga Jepang langsung menuju supermarket terdekat untuk memasok bahan makanan.

Rak-rak makanan di supermarket terlihat kosong.

Twitter/f__u 
Twitter/f__u 

Makanan seperti mie instan dan air mineral hampir tersapu bersih oleh warga yang bersiap menghadapi datangnya badai.

Beberapa netizen di Twitter menyebutkan bahwa roti menjadi item yang paling cepat ludes terjual.

2. Langit berubah menjadi pink-ungu gelap

Mengingat bencana yang akan datang, orang-orang di Jepang melihat langit menjadi ungu dan merah muda.

Foto-foto langit yang menjadi ungu gelap banyak beredar di Twitter.

Twitter @hoeforkpop_ 

Meskipun gambar-gambar seperti itu banyak beredar di Twitter, belum dipastikan apakah semua gambar itu asli karena media Jepang belum meliput fenomena ini pada saat penulisan.

Inilah gambar-gambar langit Jepang tersebut:

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini