Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengajak negara lain aktif memerangi dan memberantas illegal fishing.
Menurut dia, pencurian ikan di perairan Indonesia sering kali melibatkan negara asing sebagai pelaku.
Hal itu ia sampaikan saat pembuka rapat 'Regional Investigative and Analytical meeting (RIACM) STS-50 and MV Nika' bersama Interpol di kantor KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).
"Karena kan illegal fishing banyak itu kapalnya itu lintas negara, dari negara luar, dilakukan dari krunya juga dari beberapa negara," kata dia.
Susi menjelaskan, RIACM merupakan pertemuan para penegak hukum lintas negara, yang kali ini ini dihadiri Satgas 115, perwakilan dari Interpol, perwakilan dari Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Panama, dan Inggris.
Baca: Menilik Pengawalan Menteri Susi Pudjiastuti Setelah Peristiwa Penusukan Terhadap Wiranto
Dalam forum RIACM, ia melanjutkan, pembahasan yang dilakukan seputar kasus tertentu yang lintas negara, misalnya penyelesaian kasus kapal pencuri ikan asal Rusia yang tertangkap di Indonesia.
"Forum ini sangat action oriented, bukan cuma meeting saja tapi sangat action-oriented, spesifik membahas hanya kasus-kasus tertentu. Jadi ini sebetulnya seperti legal collaboration action," jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Interpol, Mario Alcaide mengapresiasi, kerja keras Indonesia dalam memerangi kasus pencurian ikan.
Ia bahkan memuji, Indonesia merupakan bagian penting penberantasan illgeal fishing tingkat global.
" Indonesia merupakan negara yang sangat penting dalam pemberantasan ilegal fishing di dunia," kata Mario.