News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolri Sebut Jusuf Kalla Mediator Konflik dan Dapat Diterima Semua Kalangan

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian saat memberikan sambutan dalam acara tradisi pengantar purna tugas bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla di Auditorium PTIK, Jl Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) akan segera memasuki akhir jabatannya atau purna tugas pada 19 Oktober mendatang. 

Terkait hal itu, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menggelar acara tradisi pengantar purna tugas bagi orang nomor dua di Indonesia tersebut. 

Tito mengatakan acara ini adalah wujud penghargaan dan penghormatan Korps Bhayangkara atas pengabdian JK selama menjabat. 

Ia pun menyinggung bahwa sosok JK kerap dikenal sebagai mediator dalam berbagai konflik. Tak hanya itu, Tito menilai JK sebagai pengusaha sukses yang bersih. 

"Beliau mediator dalam berbagai konflik. Beliau adalah pengusaha yang sukses, bukan pengusaha sukses biasa, tapi konglomerasi yang sukses dan bersih," ujar Tito, dalam sambutannya, di Auditorium PTIK, Jl Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

Baca: Mufidah Kalla Ungkap Jusuf Kalla Selalu Tidak Mau Berpakaian Sama Dengannya, Singgung Pemain Band

Mantan Kapolda Metro Jaya itu berkali-kali memuji suami dari Mufidah Jusuf Kalla tersebut.

Baginya, profesionalisme JK membuat yang bersangkutan kerap dipercaya mengemban jabatan strategis sehingga karir politiknya pun terbilang sukses. 

"Beliau adalah birokrat yang sangat matang, pernah jadi Kabulog, Menko (Menteri Koordinator). Yang fenomenal, satu-satunya wakil presiden yang menjabat dua kali," kata dia. 

Lebih lanjut, jenderal bintang empat itu turut mencermati bahwa sosok JK sangatlah diterima di semua kalangan.

Bahkan dari kalangan garis keras yang berseberangan pendapat pun tetap menerima JK.

"Beliau juga aktif dalam DMI, yang ngurus masjid di Indonesia. Jadi di mana saja diterima, NU kader, di Muhammadiyah beliau tokoh. Termasuk di kalangan garis keras, bisa diterima juga. Meskipun tidak harus satu pendapat," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini