TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah mengajukan Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Aziz sebagai calon tunggal pengganti Kapolri.
Diketahui, Jenderal Pol Tito Karnavian tak lagi menjabat Kapolri, setelah dipilih masuk Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Bagaimana perjalanan karier Idham yang sangat lekat dengan bidang anti-terorisme?
Idham Aziz mengenyam pendidikan di Akademi Kepolisian dan lulus pada 1988, atau setahun setelah Tito.
Awal karier Idham dimulai saat mengemban jabatan Kepala Urusan Bina Operasi Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung pada tahun 1989.
Pada 2004, Idham sempat menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Barat.
Namun, namanya mulai dikenal saat menjabat Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi Densus 88 Antiteror (2005).
Bersama Tito Karnavian, Idham berhasil melumpuhkan gembong teroris Azhari Husin alias Dr Azhari di Batu, Malang, Jawa Timur (2005).
Kemudian, Idham dimutasi menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat di akhir 2008. Setahun berselang, ia kembali dimutasi menjadi Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.
Pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara itu kemudian naik menjadi Wakadensus 88 Antiteror Polri (2010) untuk mendampingi Tito yang menjabat Kadensus 88 Antiteror Polri.
Setelah 2,5 tahun bergelut melawan aksi terorisme, Idham pecah bintang lantaran dimutasi menjadi Dirtipikor Bareskrim Polri. Pangkatnya pun naik menjadi Brigardir Jenderal (Brigjen).
Jabatan selanjutnya yang diemban Idham adalah Kapolda Sulawesi Tengah (2014), Inspektur Wilayah II Itawasum Polri pada Februari 2016, dan Kadiv Propam Polri pada September 2016.
Idham kemudian dipercaya oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mengawal Ibukota dengan jabatan Kapolda Metro Jaya (2017).
Dua tahun berselang, Idham menggantikan Komjen Pol Arief Sulistyanto sebagai Kabareskrim Polri.
Hingga akhirnya pada 2019, Idham ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal pengganti Kapolri.