News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Jokowi

Janji Terawan Serahkan Gaji Pertama sebagai Menkes untuk Defisit BPJS Kesehatan

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto dan Direktur Utama BPJS kesehatan, Fachmi Idris mendiskusikan masalah yang tengah dihadapi BPJS di kantor pusat BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (25/10/2019)

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan periode 2019-2024, berjanji akan menyerahkan gaji pertamanya sebagai menteri kepada BPJS Kesehatan.

Hal tersebut dinyatakan oleh Dokter Terawan Agus Putranto ketika diwawancari Kompas TV di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Selain akan menyerahkan gaji pertamanya, Terawan juga akan menyerahkan tunjangan kinerja sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi defisit program jaminan kesehatan nasional, Kartu Indonesia Sehat.

Defisit BPJS Kesehatan mencapai Rp 10,44 triliiun.

Ia juga mengajak seluruh pegawai Kementerian Kesehatan untuk ikut menyumbangkan gaji sebagai gerakan moral untuk mengatasi defisit.

"Kalau pribadi saya, saya akan serahkan gaji pertama sebagai menteri dan tunjangan kinerja. Nanti, pak sekjen saya juga menyetujuinya, mungkin nanti akan diikuti secara masif oleh karyawan di Kementerian Kesehatan dengan kerelaannya, terserah mereka, untuk memberikannya kepada BPJS," ujar Terawan.

Setelah memberikan gaji dan tunjangan kinerja pertamanya, Terawan mempersilahkan BPJS Kesehatan untuk mengolah sendiri untuk mengatasi permasalah defisit tersebut.

"Silahkan BPJS yang akan mengaturnya, supaya tidak ada persoalan kesalahan dalam peraturan maupun ketentuan," lanjutnya.

Meski demikian, Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto ini tidak mengetahui jumlah gaji dan tunjangan kinerjanya sebagai menteri kesehatan.

Baca: Jokowi Ungkap Alasan Pilih Tito Karnavian dan dr Terawan Menjadi Menteri di Kabinet Indonesia Maju

Selain itu, Dokter Terawan akan membentuk tim kecil yang bertugas untuk mengatasi defisit program jaminan kesehatan nasional, Kartu Indonesia Sehat.

Menkes Mayjen TNI Dr terawan Agus Putranto sebelum pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mantan anggota TNI ini, resmi menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Jokowi setelah dilantik pada Rabu (23/10/2019).

Satu hari sebelum pelantikan, Terawan mengunjungi Istana Negara pukul 17.30 WIB untuk menemui Presiden Joko Widodo.

Saat itu, ia menggunakan kemeja putih lengan panjang dan celana berwarna hitam.

Seusai bertemu presiden, Terawan menjelaskan telah berdiskusi dengan Jokowi mengenai BPJS dan stunting.

Diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dan bisa memberikan kebahagiaan untuk semua kalangan.

"Ya dapat amanah baru, tugas baru, yang harus saya laksanakan. Ya benar (menjadi menkes), saya harus fokus untuk membantu bapak presiden dalam kabinet ini sehingga visi misi beliau bisa tercapai dengan baik. Diskusi soal BPJS, soal stunting, dan sebagainya. Harapannya bisa terselesaikan dengan baik dan bisa membahagiakan semuanya." jelas Terawan.

Dilantik menjadi menteri, TNI dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen) melepaskan jabatannya sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto dan anggota TNI.

"Harus mundur, jadi mungkin begitu dilantik saya langsung pensiun," ucap Terawan.

Dokter TNI AD ini sering menangani pasien dari kalangan artis tanah air hingga pejabat.

Nama Terawan Agus Putranto ramai diperbincangkan setelah metode 'cuci otak'nya mencuat ke publik.

Ilustrasi Otak dan dokter Terawan (Grid.ID)

Metode 'cuci otak' Dokter Terawan berhasil menyembuhkan 40 ribu pasien.

Penyakit yang dapat disembuhkan dengan metode Terawan adalah penyakit Stroke, merupakan penyakit dengan jumlah kasus terbanyak di Indonesia.

Baca: Profil Dokter Terawan Calon Menkes, Terkenal dengan Metode Cuci Otak, dan Diagnosis Ashanty Autoimun

Metode tersebut dianggap telah menyalahi kode etik.

Hal tersebut mengakibatkan Terawan diskors selama 12 bulan dari keanggotannya di Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Selain itu, IDI juga mencabut izin praktik Dokter Terawan.

Karena IDI menilai metode Terawan telah melanggar kode etik kedokteran.

Tokoh yang pernah mendapat penghargaan Bintang Mahaputera Nararya sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke sejak tahun 2005.

Bintang ini penghargaan sipil yang tertinggi, tetapi dikeluarkan dan diberikan sesudah Bintang Republik Indonesia kepada anggota korps militer.

Bintang ini diberikan bagi mereka yang berjasa secara luar biasa pada bidang militer pula.(*)

(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini