News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Wamen Budi Arie Setiadi: Saling Melengkapi Bukan Matahari Kembar

Penulis: Reza Deni
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Budi Arie Setiadi adalah satu dari 12 wakil menteri yang telah dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (25/10/2019). Budi Arie ditunjuk sebagai wakil menteri desa dan pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi.

Budi Arie akan membantu tugas Abdul Hakim Iskandar yang ditunjuk sebagai menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi.

Baca: Cerita Budi Arie saat Diminta Jadi Wamen oleh Jokowi

Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) tersebut mendapat tawaran bergabung di Kabinet Indonesia Maju pada Kamis (24/10) malam. Budi Arie ditelepon oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Melalui telepon, Pratikno menanyakan apakah Budi Arie berkenan membantu Presiden Joko Widodo sebagai wakil menteri desa dan pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi.  Saat itu Budi Arie tidak langsung menjawab. Dia meminta waktu kepada Pratikno untuk memikirkan jawabannya.

Kepada wartawan Tribun Network Reza Deni Saputra, pria kelahiran Jakarta, 20 April 1969 itu bercerita secara eksklusif soal alasannya menerima tawaran menjadi wakil menteri.

Baca: Satu Kabinet Bersama Prabowo, Ketua Projo Budi Arie: Sudah Mulai Sayang Pak Prabowo

Alumnus SMA Kolose Kanisius ini juga bercerita soal apa saja yang akan dia lakukan di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan pendapatnya soal Prabowo Subianto di dalam kabinet.

Berikut ini petikan wawancara Tribun Network dengan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi di kantor DPP Projo, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Selama dua periode Ande dekat dengan Presiden Jokowi. Bagaimana sosok Jokowi di mata Anda?
Pak Presiden Jokowi orang yang pekerja keras dan Beliau detail dalam melihat permasalahan. Beliau juga mau menampilkan ide-ide yang luar biasa, out of the box, bahkan dalam melihat suatu masalah selalu melihat dari sisi yang lain.

Jam berapa semalam Anda menerima telepon dari Istana?
Jam 19.00 WIB. Mensesneg Pak Pratikno, Beliau bilang ke saya apakah saya berkenan membantu presiden di Wamendes PDTT. Saya bilang kasih waktu saya 15-30 menit untuk berpikir.

Setelah itu saya komunikasi dengan beberapa teman. Mereka bilang ya sudah siap saja melaksanakan tugas. Maka saya jawab saya siap melaksanakan tugas dari Pak Presiden. Saya yakin Pak Presiden tahu tugas saya di tempat yang tepat.

Apa terobosan yang akan Anda lakukan nanti sebagai Wamendes PDTT?
Saya tidak ada terobosan. Terobosan saya bersama Pak Mendes PDTT untuk menjadi duet dalam melakukan itu.

Tadi sesuai pelantikan apakah ada pembicaraan khusus dengan Mendes PDTT Pak Abdul Halim?
Oh, belum. Baru menjadwalkan nanti Senin untuk bertemu, melakukan konsolidasi lagi.

Tugas Wamen menjadi penting, apalagi Anda juga bakal mengawasi seluruh desa di Indonesia. Apa alasan utama yang membuat Anda yakin mau menerima tugas ini?
Networking kita. Jaringan Projo ada di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Itu mungkin juga jadi pertimbangan Pak Presiden untuk menempatkan saya di sana karena jaringan kita akar rumput.

Desa-desa dan pendamping desa kita juga banyak sehingga bisa menjadi mata dan telinga kita semua untuk pergerakan dana desa ini.

Apa concern Anda nanti ketika Senin bertemu dengan Mendes PDTT Pak Abdul Halim?
Begini, pengembangan desa itu tidak cuma dapat laporan asal bapak senang. Kita harus periksa langsung, turun. Saya percaya problem desa adalah problem di lapangan.

Kita akan tahu problem desa kalau kita memeriksa di lapangan. Kita harus turun ke masyarakat karena kalau laporannya asal bapak senang, kita tidak tahu seperti apa kemajuan desa, kalau tidak kita potret dan pantau langsung.

Desa mana saja yang perlu ditinjau secara langsung?
Desa-desa yang strategis seperti desa di kawasan perbatasan, transmigrasi dan desa-desa baru tumbuh. Persoalan pembangunan desa ini juga persoalan manusia di sana, bagaimana sumber daya manusia di sana, kesediaan lahan, mata pencahariaan mereka, infrastruktur dan lain sebagainya.

Pastinya Senin nanti kita akan berkoordinasi dulu dengan Pak Menteri karena saya Wamen dan Presiden menegaskan tidak ada visi lain selain dari visinya presiden. Kita kerja keras saja dan saya Wamen membantu tugas Pak Menteri Desa PDTT.

Dana yang dikelola oleh Mendes PDTT itu jumlahnya triliunan. Anda mewanti-wanti kepala desa tidak menyimpang dan berurusan dengan hukum. Apa yang menjadi landasan Anda berbicara seperti itu?

Kalau pemahaman tentang penggunaan dana desa itu tidak tepat di lapangan, maka akan berbahaya, baik untuk yang bersangkutan atau masyarakat desa yang seharusnya menikmati pembangunan.

Makanya saya sudah wanti-wanti Kades untuk berhati-hati dalam mengelola dana ini. Jangan sampai dana atau uang rakyat yang sumbernya dari APBN disalahgunakan.

Wakil Ketua MPR pak Jazilul Fawaid berharap jangan sampai ada matahari kembar dari posisi Wamen. Bagaimana Anda melihatnya?
Wamen itu membantu menteri. Selama semangatnya adalah kerja sama dan menghasilkan yang terbaik, tidak ada matahari kembar.

Sama dengan Pak Jokowi, pasti semua saling melengkapi. Kalau semangatnya untuk menghasilkan yang terbaik untuk bangsa, di kepalanya adalah kerja sama, bukan matahari kembar.

Bagaimana sosok Pak Prabowo yang kemudian masuk ke kabinet?
Beliau patriot sejati. Masuknya Beliau di kabinet membuktikan Pak Prabowo ingin memberikan sumbangsih sekuat tenaga bagi bangsa ini.

Bagaimana dari kacamata Anda sebagai mantan aktivis?
Memang terus terang ada kerepotan dalam banyak aspek, tapi semangat rekonsiliasi penting selama kita meletakannya dalam kerangka kemajuan Indonesia. Kalau kita berpikir kemajuan bangsa, maka kita harus berpikir rekonsiliasi ini sebagai hal yang positif.

Rekonsiliasi ini yang kemudian membuat Anda berkata makin cinta kepada Pak Prabowo?
Mulai cinta tepatnya. Benih-benih cinta mulai muncul dari kami.

Akan di bawa ke mana masa depan organisasi Projo yang kemarin sempat diduga bubar?
Kita tidak membubarkan diri. Kita justru pamit dan tugas kita sebagai tim pemenangan Pilpres 2019 sudah selesai sambil menunggu tugas baru. Media lalu membuat heboh seolah-olah Projo bubar.

Kami pamit, istirahat dan kembali ke kehidupan normal, tapi ternyata sebelum istirahat dapat tugas baru, ya sudah kita jalankan.

Anda adalah ketua umum Projo. Setelah Anda menjadi Wamendes, apakah strukturnya akan berubah?
Tergantung seperti apa kebutuhan organisasi. Kalau organisasi ini masih membutuhkan saya, ya saya siap. Tidak ada larangan, kan?

Di aturan kenegaraan tidak ada larangan ketua umum menjadi menteri. Menteri jadi ketua umum partai juga tidak apa-apa. Pak Airlangga (Hartarto, red) misalnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini