TRIBUNNEWS.COM - Tanggal 28 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Peringatan tersebut dikukuhkan melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959.
Peristiwa yang terjadi tepatnya 28 Oktober 1928 atau 91 tahun silam pada Kongres Pemuda Indonesia Kedua, terumuskan teks Sumpah Pemuda.
Dikutip dari Tribun-Timur.com, Senin (28/10/2019), Sumpah Pemuda merupakan hasil Kongres Pemuda Kedua yang dirumuskan di Batavia atau kini dikenal sebagai Jakarta.
Wujud asli naskah Sumpah Pemuda ini disimpan di Museum Sumpah Pemuda.
Museum Sumpah Pemuda berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat dan saat ini dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Baca: Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober: Latar Belakang hingga 13 Tokoh Penting di Dalamnya
Baca: Peringati Sumpah Pemuda, Bendera Merah Putih 1.000 Meter Dibentangkan di Tempat Wisata Sontoh Laut
Dikutip dari Tribunkaltim.co, peristiwa bersejarah Kongres Pemuda II selanjutnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Teks Sumpah Pemuda Lama
Berikut teks asli Sumpah Pemuda yang masih menggunakan ejaan lama:
Di atas merupakan foto dinding dengan replika naskah Sumpah Pemuda yang terdapat di Museum Sumpah Pemuda, Jl Kramat Raya, Jakarta.
Baca: 28 Oktober Diperingati Bulan Bahasa, Isi Teks Sumpah Pemuda: Bahasa Indonesia Alat Pemersatu Bangsa
Jika dituliskan sesuai gambar di atas, kurang lebih isinya sebagai berikut:
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Terdapat perubahan penulisan teks Sumpah Pemuda agar menyesuaikan ejaan baru Bahasa Indonesia.
Baca: Peringati Sumpah Pemuda, KPK Ajak Anak Muda Makin Peduli Pada Upaya Pemberantasan Korupsi
Teks Sumpah Pemuda Baru
Berikut teks Sumpah Pemuda setelah diubah sesuai ejaan baru Bahasa Indonesia seperti dikutip dari Tribunwow.com:
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Baca: Perayaan Sumpah Pemuda, Menteri Muhadjir Effendy Unggah Pidatonya di Medsos
Sebagai suatu peristiwa, Sumpah Pemuda memiliki makna.
Pada alinea pertama terkandung kalimat 'bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia'.
Makna dari kalimat tersebut para pemuda dan pemudi Indonesia akan memperjuangkan kemerdekaannya hingga titik darah penghabisan.
Pada alinea kedua, 'berbangsa yang satu, bangsa Indonesia'.
Artinya sebagaimana tujuan awal, sebagai rakyat dari suku, ras, dan agama yang berbeda.
Namun mereka mengakui kesatuan dan bersatu dalam satu bangsa, yaitu Indonesia.
Bertenggang rasa satu sama lain sehingga kokoh dalam persatuan.
Adapun pada alinea ketiga, 'menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia'.
Baca: Rayakan Hari Sumpah Pemuda Lewat Semangat Masa Muda
Makna isi teks Sumpah Pemuda tersebut menegaskan untuk mempersatukan menjadi Indonesia maka bahasa persatuan menjadi identitas keseluruhan.
Atas dasar itu kemudian setiap rakyat menjunjung bahasa Indonesia.
Sejarah Singkat Sumpah Pemuda
Dikutip dari Tribun-Timur.com, Sumpah Pemuda merupakan peristiwa penting sebagai tonggak lahirnya bangsa Indonesia.
Para pemuda dari seluruh penjuru Nusantara kala itu berkumpul untuk bersatu melalui Kongres Pemuda II.
Sumpah Pemuda merupakan hasil Kongres Pemuda Kedua yang dirumuskan pada 28 Oktober 1928 di Batavia atau kini dikenal sebagai Jakarta.
Baca: Pimpinan DPR: Sumpah Pemuda Benteng Ancaman Global
Peristiwa tersebut menjadi satu tonggak penting dalam sejarah pergerakan nasional bangsa Indonesia.
Kongres Pemuda Kedua merupakan kelanjutan dari kongres pertama yang telah berlangsung pada 30 April-2 Mei 1926.
Kongres ini melibatkan seluruh organisasi pemuda di Hindia Belanda saat itu.
Organisasi pemuda itu di antaranya Jong Java, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi.
Kongres Pemuda II dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan menghasilkan keputusan penting.
Selain lagu 'Indonesia Raya' ciptaan Wage Rudolf Supratman ditetapkan sebagai lagu kebangsaan, ada keputusan penting lainnya yang disebut sebagai Sumpah Pemuda.
Baca: DPD PDIP Lakukan OTT Penggunaan Plastik, Bagian dari Acara Sumpah Pemuda
Susunan Panitia Kongres Pemuda II
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, Kongres Pemuda Kedua memiliki sususan panitia yang membagi jabatan pimpinan dengan ketentuan 'tidak ada organisasi yang rangkap jabatan'.
Susunan panitia Kongres Pemuda Kedua tersebut adalah:
Ketua: Sugondo Joyopuspito (PPPI). Wakil Ketua: R M Joko Marsaid (Jong Java), Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond), Bendahara: Amir Syarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond), Pembantu II: R Katjasungkana (Pemoeda Indonesia), Pembantu III: R C I Sendok (Jong Celebes), Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon), Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
Kongres Pemuda Kedua dihadiri oleh wakil organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bonds, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, pemuda Kaum Betawai, dan lain sebagainya.
Turut hadir juga dua perwakilan dari Papua, Aitai Karubaba dan Poreu Ohee.
Beberapa pemuda Tionghoa juga hadir sebagai penagamat yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie.
Kwee Thiam Hiong juga hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond.
Selain itu pemuda keturunan arab di Indonesia, diprakarsai oleh AR Baswedan mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.
(Tribunnews.com/Arif Fajar Nasucha)