News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dimajukan Lebih Cepat 2 Tahun, Indonesia Stop Ekspor Nikel Demi Pengembangan Mobil Listrik

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk Tata beroperasi di Site PT Sumber Daya Arindo di Monoropo, Halmahera, Maluku Utara, Sabtu (30/3/2019). PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) melalui anak perusahaannya PT Sumberdaya Arindo (SDA) menambah armada truck di kawasan pertambangan nikel Halmahera guna mendukung meningkatnya permintaan dan produksi nikel. TRIBUNNEWS/HO

Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan keamanan energi dan mengurangi polusi udara.

Kurangnya keahlian teknis dan infrastruktur Indonesia, menjadikan nikel sebagai umpan yang pas.

Toyota dan Hyundai Motor Co berjanji untuk memulai program EV, dan pembuat baterai menyatakan minat untuk menambah lini produksi.

Toyota telah berkomitmen $ 2 miliar hingga 2023 untuk meningkatkan produksi EV lokal.

Menurut Warih Andang Tjahjono, presiden direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Indonesia memiliki peluang besar bagi perusahaan otomotif.

Ia sepenuhnya mendukung Indonesia dalam elektrifikasi kendaraan.

Hyundai juga sedang mempertimbangkan pilihan untuk ekspansi di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

"Penggalakan hilirisasi industri di minerba, terutama nikel sudah mencapai $ 9 miliar dan akan meningkat menjadi $ 20 miliar dalam waktu lima tahun," kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. 

Diharapkan adanya pemberhentian ekspor nikel akan dapat memenuhi kebutuhan di pasar domestik. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini