TRIBUNNEWS.COM - Ketua II Persaudaraan Alumni (PA) II 212, Haikal Hassan, mengatakan setuju dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, soal pemberantasan radikalisme dan takfiri (menyebut orang lain kafir).
"Saya setuju dengan yang dikatakan Pak Mahfud MD, kita sikat (radikalisme)," ujar dia saat hadir di Indonesia Lawyers Club (ILC), sebagaimana dikutip Tribunnews dari unggahan video YouTube tvOne, Rabu (30/10/2019).
Lebih lanjut, Haikal Hassan menyebutkan jangan hanya fokus soal radikalisme.
Namun, pemerintah harus fokus pada ekonomi negara.
Sebab, sekarang ini yang berantakan adalah masalah ekonomi dan ketidakadilan.
"Dari kata-kata Mahfud MD, kita menangkap seolah-olah ada darurat radikal padahal kalau kita mau jujur yang darurat itu ekonomi, bukan radikal."
"Buka dong lapangan kerja, stop hutang luar negeri," kata dia.
Baca: Haikal Hassan Ungkap Tak akan Puji Pemerintahan Jokowi, meski Ada Prabowo: Tetap Oposisi sampai Mati
Haikal Hassan menuturkan, dirinya tidak akan memuji Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebab, saat kampanye, Jokowi bilang akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%.
Namun, kenyataannya hanya 5% pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Saat kampanye Jokowi bilangnya akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, tapi yang terjadi hanya 5%."
"Ada yang tidak peduli dan masa bodoh dengan ini," tutur Haikal.
Menurutnya, ia akan tetap menjadi oposisi meskipun ada Prabowo Subianto di jajaran menteri Jokowi.
Diketahui sebelumnya, Haikal Hassan adalah pendukung Prabowo pada Pilpres 2019.