TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Marak para Pekerja Seks Komersial (PSK) menjajakan dirinya secara online di Provinsi Lampung.
Para PSK itu menjajankan dirinya di sekitaran Bandar Lampung dan Kota Metro.
Dikutip dari TribunLampung.co.id mereka memanfaatkan aplikasi Michat untuk menawarkan dirinya.
Di aplikasi Michat para PSK secara terang-terangan memasang foto profil yang menggoda.
Baca: Cerita tentang Penyesalan Mahasiswi yang Terpaksa Nyambi Jadi PSK Online
PSK tersebut memajang foto dirinya berpakaian seksi serta bergaya vulgar.
Selain itu, PSK tersebut mencentumkan beberapa kode untuk menarik perhatian pelanggannya.
Kode tersebut seperti, BO (booking order), DP (down payment) dulu, COD Langsung, No PHP, No Pance, dan lainnya
Baca: PSK yang Jajakan Diri di Aplikasi MiChat Ini, Sebulan Kantongi Rp 20 Juta
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai praktik prostitusi online tersebut, Tribunnews mengutip dari Tribun Lampung yang mencoba untuk menulusurinya.
Menurut salah satu PSK berinisial AN, menyebut tarif untuk kencan bersamanya Rp 1,5 juta.
Namun harus membayar uang muka (DP) terlebih dahulu Rp 500 ribu.
AN menyebut nominal Rp 1,5 juta itu sudah termasuk hotel plus layanan full service dan ada embel-embel "gak bakal kecewa".
"Tarif ini sudah layanan semalam penuh," kata dia.
Baca: Cerita tentang Penyesalan Mahasiswi yang Terpaksa Nyambi Jadi PSK Online
Baca: Fakta-fakta Orang Tua Gugat Sekolah karena Anaknya Tidak Naik Kelas, Tuntut Ganti Rugi Rp 551 Juta
Selanjutnya, AN (23) menyatakan jika serius ingin kencan denganya maka DP ditransfer terlebih dahulu baru ketemuan.
Ia mengaku, sering melayani pria hidung belang di salah satu tempat Karaoke yang ada di Bandar Lampung.
Sebab, selain menawarkan diri di media sosial, ia juga kerap sering menunggu pelanggan di tempat karaoke itu.
"Biasanya sampe pagi tergantung customer-nya. Tempat seringnya di karaoke, tapi di hotel juga sering sih," sebutnya
An mengaku telah berkecimpung di dunia prostitusi online sejak 3 tahun yang lalu.
Baca: Sejoli Ini Sedang Nikmati Momen Romantis Lamaran, Tak Sadar Ada Sosok Wanita Lain Mengintip
Baca: Viral Rayakan Anniversary Setahun Pacaran, Pelajar 18 Tahun Gelar Pesta, Undang Teman dan Keluarga
Selain AN, Tribun Lampung juga mencoba mengorek informasi dari PSK lain, inisial PJ.
Ia juga menuliskan kode "BO, Nggak Pake Pance".
Kemudian PJ mengakui jika ia memasang tarif sebesar Rp 500 ribu sekali layanan.
Ia juga mengirimkan foto serta video syurnya guna meyakinkan.
PJ tidak meminta DP, ia langsung mengirimkan lokasi pertemuan yakni di sebuah kontrakan di bilangan Kedaton.
Kontrakan tersebut berada di pemukiman padat penduduk.
Ia mengaku selalu bertransaksi secara online menggunakan aplikasi pertemanan, khususnya MiChat.
"Lebih mudah aja kalau online. Apalagi MiChat, lebih mudah ketemu pelanggan (dari fitur Pengguna di Sekitar)," katanya.
Ia tidak mematok pelanggan harus membayar uang muka alias DP.
Dalam sehari, ia mengaku bisa melayani rata-rata 2-3 pria hidung belang.
Pelanggan, menurut dia, biasanya ramai pada akhir pekan.
"Ya 2-3 orang. Tapi kadang cuma 1 orang. Kadang juga nggak ada sama sekali dalam sehari.
Ramai biasanyaweekend, bisa sampai 4-5 orang," tuturnya.
PJ mengaku sudah dua tahun terakhir bekerja sebagai PSK.
Baca: Fakta Baru Kasus Prostitusi Online yang Libatkan PA, S Jajakan Perempuan yang Dulu Ikut Muncikari VA
Baca: FAKTA Baru Prostitusi Online Putri Amelia: Tarif Booking Sama Vanessa Angel, Incar Pengusaha Tajir
Tak hanya itu, dari hasil penulusuran Tribun Lampung, terdapat PSK bernama Manja (bukan nama sebenanrnya) juga menjajakan dirinya melalui applikasi MiChat.
Secara gamblang ia menceritakan rata-rata pendapatannya sejak beralih profesi sebagai penjaja tubuh.
"Paling banyak tuh pernah tujuh orang sehari. Cuma kalau sudah dapat lima, biasanya pelanggan yang lain aku cancel aja.
Karena lumayan capek. Kalau harga sih minimal Rp 300 ribu untuk sekali yah, tapi lihat orang juga sih, kalau lebih dewasa Rp 400 ribu," paparnya.
Jika dihitung rata-rata angka minimal order per hari dan dikalikan 20 hari kerja, maka puluhan juta sudah pasti mengalir ke kas Manja.
Wanita ini pun tidak menampik jika per bulan penghasilannya bisa mencapai Rp 20 juta.
"Ya kira-kira gitulah. Kalau untuk pengeluaran sih cuma untuk bayar kos aja, sama makan. Niatan berhenti sih ada, cuma nanti kalau sudah cukup. Ada keinginan beli rumah sama mobil," terangnya yang mengaku baru 10 bulan menjalankan profesi tersebut.
Baca: Dikaitkan dengan Kasus Video Syur, Gisella Anastasia Minder Bertemu Orang
Baca: Setelah Mama Minta Pulsa, Kini Marak Penipuan Pak Lurah Minta Pulsa di Bantul
Komentar Polda
Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menilai kasus prostitusi online terjadi dikarenakan tiga hal.
Yakni kurangnya intelektual, emosional, dan spiritual.
"Prostitusi online ini sama sekali tidak benar dan menyimpang," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Pandra Arsyad.
Oleh karena itu, ia meminta peran orang tua, lingkungan dan masyarakat sekitar untuk selalu melihat kondisi anak-anaknya.
"Jadi jangan sampai karena keterbatasan pengawasan, anak-anaknya jadi tidak terkontrol," ucapnya.
Sebagai langkah untuk menertibkan kasus prositusi online yang marak, pihaknya mengajak seluruh stakeholder bersama-sama menanganinya.
Selain itu, ia menegaskan, para pelaku bisa dikenai UU ITE.
Jika merujuk kasus prostitusi online yang menimpa artis Vanessa Angel, maka para PSK ini bisa dijerat pasal 27 ayat 1 UU ITE.
Pasal itu menyebut, setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
Ancaman hukumannya yaitu 6 tahun penjara.
Rp 20 Juta Sebulan
Sebelumnya wartawan Tribun Lampung juga menelusuri praktik PSK Online di Kota Metro dengan mewawancarai salah seorang PSK bernama Manja (bukan nama sebenarnya), salah seorang pekerja seks online yang menawarkan diri melalui MiChat.
Secara gamblang ia menceritakan rata-rata pendapatannya sejak beralih profesi sebagai penjaja tubuh.
Setiap hari, perempuan bertubuh sintal ini mengaku mendapat minimal satu pelanggan.
Namun, jika dirata-rata per bulan, order yang ia terima mencapai tiga sampai lima orang per harinya selama 20 hari kerja.
"Paling banyak tuh pernah tujuh orang sehari. Cuma kalau sudah dapat lima, biasanya pelanggan yang lain aku cancel aja. Karena lumayan capek. Kalau harga sih minimal Rp 300 ribu untuk sekali yah, tapi lihat orang juga sih, kalau lebih dewasa Rp 400 ribu," paparnya.
Jika dihitung rata-rata angka minimal order per hari dan dikalikan 20 hari kerja, maka puluhan juta sudah pasti mengalir ke kas Manja.
Wanita ini pun tidak menampik jika per bulan penghasilannya bisa mencapai Rp 20 juta.
"Ya kira-kira gitulah. Kalau untuk pengeluaran sih cuma untuk bayar kos aja, sama makan. Niatan berhenti sih ada, cuma nanti kalau sudah cukup. Ada keinginan beli rumah sama mobil," terangnya yang mengaku baru 10 bulan menjalankan profesi tersebut.
Wanita yang dulunya bekerja sebagai penjaga toko ini menjelaskan, rumah kos jauh lebih aman dan hemat ketimbang hotel.
Para pelanggannya tidak lagi dibebankan harus membayar sewa tempat seperti hotel.
Namun demikian, bukan berarti rumah kos nyaman. Karena dirinya pernah diangkut Satpol PP saat razia.
"Tapi tetap aman lah. Karena cuma didata saja. Habis itu pulang. Waktu itu pas lagi sama pelanggan juga, cuma ya gitu aja," imbuhnya.
Saat ditanya mengenai para pria hidung belang yang pernah memakai jasanya, Manja tidak pernah mengusik pekerjaan atau latar belakang mereka.
Dirinya lebih memilih untuk bersikap profesional dengan mengikuti gaya masing-masing pelanggannya.
Namun, ia menjelaskan, user terdiri dari seluruh kalangan. Mulai dari remaja, pelajar atau mahasiswa, hingga orang dewasa alias om-om.
Selama ini, Manja hanya mau bertransaksi di rumah kos yang ia siapkan, tapi, ada pengecualian khusus untuk pelanggan tetap.
"Enggak pernah tanya-tanya sih, yang penting saya ramah. Ada yang mau cerita dulu, ya kita dengar, ada yang mau langsung, ya kita ikutin. Ada sih yang aneh, minta macam-macam lah. Aku ikut sebisa mungkin, kalau masih normal ya, cuma kalau udah aneh betul, aku gak mau," imbuhnya.
Perempuan berkulit kuning langsat ini menambahkan, dirinya bekerja sendiri tanpa muncikari.
"Aku sendiri. Cuma kalau tahu online ini, memang dari teman. Ya emang betul sih, untungnya besar. Tapi tetap aku ada target lah, siapa sih yang mau kerja gini terus," tuturnya.
Di Metro sendiri, bisnis esek-esek online bukan barang baru. (Tribunlampung.co.id)
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia)(TribunLampung.co.id/ Taryono)