News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maulid Nabi Muhammad SAW

Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Kota Indonesia, Sekaten di Solo hingga Walima di Gorontalo

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Fathul Amanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Maulid Nabi di Sulawesi Selatan, Maudu Lampoa

TRIBUNNEWS.COM - Maulid Nabi merupakan hari peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 12 Rabi'ul Awal.

Tahun ini perayaan tersebut jatuh pada 9 November 2019.

Dalam memperingati Maulid Nabi ini setiap umat muslim memiki tradisi yang berbeda-beda.

Berikut adalah tradisi perayaan Maulid Nabi di tujuh daerah di Indonesia yang dihimpun Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Tradisi Sekaten di Solo

Di Solo atau Surakarta Hadiningrat, masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan mengadakan acara Sekaten.

Menurut KRT Haji Handipaningrat dalam buku 'Perayaan Sekaten', kata Sekaten berakar dari kata dalam Bahasa Arab, Syahadatain yang memiliki makna persaksian (syahadat).

Bagi masyarakat muslim, syahadat dianggap penting sebab merupakan proses pengakuan terhadap keesaan Tuhan dan risalah Nabi Muhammad SAW.

Dilansir Tribunwow.com, Sekaten juga dimaknai sebagai sarana hiburan keluarga yang menunjukkan identitas kearifan lokal daerah setempat.

Sekaten ini menjadi upacara adat dan keagamaan yang diringi dengan suara gamelan.

Gamelan dari Keraton Surakarta dipindah menuju Masjid Agung dengan cara dipikul dan diarak.

Sekaten ditutup dengan grebeg yang merupakan sedekah pihak Keraton kepada masyarakat berupa gunungan berisi hasil bumi yang disusun melingkar.

Gunungan ini akan diperebutkan oleh  warga sekitar.

Sekaten (Tribunnews.com)

2. Tradisi Maudu Lempoa di Sulawesi Selatan

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini