TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkomentar soal Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2020 yang viral karena angkanya yang fantastis.
Anies mengatakan polemik ini mucul karena terjadinya kesalahan sistem dalam e-budgeting.
Menanggapi hal tersebut, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menyebut Anies tak seharusnya menyalahkan sistem.
Diketahui, satu di antara anggaran terbesar adalah untuk pembelian lem Aibon yang menyentuh angka 82,5 miliar.
Anies menyebut sistem elektronik APBD dinilai tidak smart.
Pernyataan Anies yang menyalahkan sistem e-budgeting warisan dari gubernur sebelumnya disorot oleh Djarot.
Djarot tidak sependapat dengan pernyataan yag dilontarkan oleh Anies Baswedan.
Menurutnya, yang bermasalah bukan dalam sistemnya, melainkan pada orang yang menginput.
"Se-smart apapun sistemnya, tapi kalau orang yang menggunakan sistem itu tidak smart, ya akhirnya juga berantakan," ujar Djarot di acara Apa Kabar Indonesia Malam di kanal YouTube Talkshow tvOne, Kamis (31/10/2019).
"Ya kalau sistemnya dirasa tidak smart, ya dibikin lebih smart dong, kan saya tahu Pak Anies orang yang smart," ungkap Djarot.
Namun Djarot menegaskan sekali lagi, ini semua juga tergantung pada SDM yang mengoperasikan sistem.
Adanya penemuan-penemuan anggaran yang janggal ini membuktikan bahwa sistem juga dapat membantu dalam mengungkap hal ganjil yang terjadi.
"Sistemnya udah bener, justru kalau sistemnya tidak dapat mengungkapkan hal seperti itu, sistemnya yang buruk," ujarnya.
Djarot menyebutkan rasa terima kasihnya terhadap adanya sistem ini.