TRIBUNNEWS.COM - Penyelesaian masalah kemiskinan tidak cukup hanya dengan bantuan sekali terima. Sistem penuntasan kemiskinan itu menjadi perhatian Global Wakaf-ACT, sebagaimana disampaikan Presiden Global Wakaf Insan Nurrohman dalam Grand Opening Ritel Wakaf Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, Lenagguar, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Insan mengatakan, Global Wakaf menyadari bahwa cara memutus rantai kemiskinan bukan sekadar memberi bantuan “sekali datang dan pergi”. Menurut Insan, harus ada program yang lebih serius dan sistemik untuk membantu masyarakat keluar dari lilitan kemiskinan.
“Kita harus memberi sedekah kerja yang sifatnya berkelanjutan, bukan hanya memberi bantuan pangan di hari itu,” jelas Insan. Ia menjelaskan, sedekah kerja yang dimaksud adalah lapangan pekerjaan. Insan berharap, kehadiran Ritel Wakaf menjadi salah satu lapangan pekerjaan dan penggerak ekonomi masyarakat di sekitar pesantren.
Baca: Tiga Bulan Terakhir, Pengungsi di Mamboro Induk Kesulitan Air Bersih
“Sedekah kerja memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat prasejahtera. Hal ini memberikan harapan untuk masa depan mereka. ACT bersama Global Wakaf membantu menyediakan lahan usaha. Semoga dengan kerja sama bersama Global Wakaf di bidang wakaf produktif ini, perlahan-lahan dapat membangkitkan ekonomi umat,” katanya.
Senada dengan ungkapan Direktur Global Wakaf Syahru Ariansyah, Ritel Wakaf menjadi solusi sistemik permasalahan ekonomi umat. Rian mengatakan, Ritel Wakaf mengambil peran menyelamatkan warung-warung tradisional.
Lebih jauh, Rian menjelaskan, Ritel Wakaf bukan sekadar tempat jual beli kebutuhan sehari-hari, namun juga memiliki grand desain pemberdayaan ekonomi umat.
“Melalui pesantren Dea Malela yang akan melanjutkan sistem pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, kita berlomba-lomba dalam kebaikan, fastabiqul khairat,” kata Rian.
Baca: ACT Kirimkan Bantuan Logistik ke 3 Titik Terdampak Parah Gempa Maluku
Bermula dari Ritel Wakaf di PMI Dea Malela, pemberdayaan ekonomi umat bisa digerakan oleh para santri. “Sistem ini akan dilanjutkan oleh para santri. Adik-adik kita harus jadi leader. Grand desain untuk memberdayakan ekonomi umat,” lanjut Rian.
Ritel Wakaf Dea Malela menjadi Ritel Wakaf pertama di Sumbawa. Berbeda dari ritel kelontong modern lainnya, modal utama Ritel Wakaf adalah wakaf tunai dari para wakif. Ritel Wakaf merupakan manajemen aset wakaf melalui wakaf tunai.
Rian mengatakan, selama ini masyarakat hanya mengenal wakaf tanah, madrasah, dan makam. Ritel wakaf ini merupakan pengelolaan aset tanah wakaf dengan wakaf tunai sehingga menjadi produk wakaf produktif. “Maka kita harus mengucapkan terima kasih kepada wakif yang berkontribusi ,” kata Rian.
Baca: Gerakan #IndonesiaDermawan ACT didukung Jaringan Pengusaha Nasional
Rian mengatakan, manajemen Ritel Wakaf harus dikelola dengan baik. Ke depan, Retail Wakaf menjadi pengayom warung-warung tradisional. “Harus sabar, harus telaten, sekarang kami, nanti dilanjutkan para santri. Yang kami bicarakan sistem. Inilah kenapa wakaf produktif dilahirkan Islam,” yakin Rian.
Ritel Wakaf dan Warung Wakaf, kata Rian, bukan hanya mengejar profit, tetapi juga mencari besar manfaat yang dihasilkan, seperti banyaknya tenaga kerja dan produk-produk yang dimobilisasi.
“Kalau progran ini baik, banyak lagi program yang bisa kita lakukan, seperti beasiswa di pesantren Dea Malela, beasiswa untuk warga sekitar, program kesehatan dan banyak hal. Kami ingin sekali wakaf produktif ini berfungsi sebagai solusi,” pungkas Rian.
Pengasuh Pondok Pesantren PMI Dea Malela Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddin mengatakan, kemunculan ritel usaha yang diluncurkan lembaga-lembaga filantropi Islam menjadi harapan bagi kebangkitan ekonomi umat.
Baca: Level Indeks Standar Pencemaran Udara Kini Berada di Level Berbahaya #BantuMerekaBernapas
“Kita patut bersyukur dan gerakan lembaga filantropi umat islam di skala global, seperti Global Wakaf dan ACT yang bergerak di bidang pendidikan, sekolah, kesehatan,” ungkap Din.
Sebelumnya, ACT dan PMI Dea Malela juga telah beberapa kali kerja sama. Antara lain pembangunan fasilitas sekolah pada Agustus lalu juga prrogram beasiswa.
“ACT datang mengantarkan kedermawanannya. Makan untuk santri luar negeri yang per bulannya Rp 1,5 juta telah dijamin ACT,” jelas Din. Selain beasiswa itu, pada momen Iduladha tahun lalu, ACT melalui Global Qurban juga mengirimkan tujuh ekor sapi untuk PMI Dea Malela.
Baca: Anak Zul Firmansyah Wake Up Daddy, Allah Bersama Kita
“Sudah banyak bantuan kerja sama yang sangat signifikan, termasuk Ritel Wakaf yang merupakan jawaban dari permasalahan umat. Umat Islam harus memiliki sendiri. Banyak uji coba. Kami menyambut baik Ritel Wakaf dari global wakaf dari Global Wakaf-ACT yang ternyata sudah memiliki ratusan ritel di Indonesia, termasuk NTB,” pungkas Din. (*)