Jokowi pun mengklarifikasi bahwa tidak ada yang salah dengan rangkulan.
"Kalau rangkulan niatnya untuk komitmen kenegaraan, apa yang salah? Sangat bagus sekali apa yang dicontohkan Surya Paloh," kata Jokowi.
Menurutnya, candaan seorang sahabat yang sudah dekat memang demikian.
Ia berharap, candannya itu tidak mendapatkan tanggapan yang menimbulkan curiga apalagi sinisme.
Selain itu, Jokowi mengklarifikasi terkait Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri yang tidak berjabat tangan dengan Surya Paloh pada Pelantikan Puan Maharani menjadi Ketua DPR (1/10/2019).
"Kalau Megawati tidak menyalami Surya, itu hanya terlewat saja," ungkapnya.
Jokowi kembali menampik kabar tidak rukun di koalisinya dan berharap hal-hal seperti itu tidak dipersoalkan.
"Jangan dimasalahkan hal-hal kecil seperti itu, negara ini membutuhkan pemikiran-pemikiran besar, ide-ide besar dan gagasan-gagasan besar untuk mensejahterakan rakyat Indonesia," kata Jokowi.
Selanjutnya Jokowi menyampaikan hal-hal kenegaraan terkait ekonomi global negara.
Jokowi mengajak pemerintah dan masyarakat bersama-sama bersyukur atas perekonomian Indonesia yang mulai membaik.
"Jangan kufur nikmat, harus kita syukuri, bahwa kita masih diberikan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Meskipun tekanan eksternal sangat berat, Jokowi berharap defisit neraca perdagangan yang tidak dapat ditangani dapat segera diperbaiki.
Jokowi menargetkan 3-4 tahun mendatang impor minyak sudah berkurang, produksi minyak dalam negeri bertambah.
"Saya tidak mau impar-impor terus, jangan ada yang coba-coba menghalangi saya dalam menyelesaikan masalah tadi (impor), pasti akan saya gigit dengan cara saya," katanya.
Poin terakhir yang disamapaikan Jokowi, ia meminta dukungan untuk menerbitkan satu Undang Undang dan mencabut 40 Undang Undang.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)