Komentar Para Millenial yang Ditunjuk Jadi Staf Khusus Presiden
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah memperkenalkan tujuh orang dari kalangan milenial yang menjadi staf khusus, di Verranda Istana Merdeka Kamis (21/11/2019).
Para millenial yang diperkenalkan oleh Jokowi pun angkat suara terkait penunjukannya.
Adamas Belva Syah Devara, pendiri dan juga CEO Ruang Guru yang diangkat menjadi Stafsus Presiden mengucapkan terimakasih atas kepercayaan Presiden kepada anak muda.
Dilansir dari laman Sekretariat Kabinet, Belva tak menyangka bahwa anak-anak muda dapat masuk kedalam ring 1 lingkungan Presiden.
“Tentunya ya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi karena rasanya tidak terbayangkan di pemerintahan sebelumnya atau bahkan di negara-negara lain anak-anak muda seperti kita masuk ke ring 1-nya Istana,” ungkap Pria 29 tahun itu.
Lebih lanjut, menurut Belva penunjukan staf khusus Presiden dari kalangan millenial merupakan suatu komitmen besar dari Presiden bahwa anak muda harus ikut serta dalam kebijakan publik.
“Tentunya banyak sekali sektor strategis yang akan kami garap, mungkin kalau saya sendiri ada pendidikan, kepemudaan, kewirausahaan dan yang lain-lain."
"Mungkin Putri di sini ada kreatif, terus Angkie ada disabilitas, Billy daerah tertinggal dan 3T, Mas Amin mungkin ke santri dan lain-lain, lalu Ayu Dwi ada diversity dan peace tolerance, toleransi dan Taufan mungkin di fintech,” sambung Belva.
Sementara itu, putra asli tanah Papua, Gracia Billy Mambrasa yang juga ditunjuk jadi stafsus Presiden, mengatakan para millenial yang ditunjuk trelah berkomitmen untuk membantu Presiden.
“Kita mencoba untuk menimbulkan sense yang berbeda dan kekinian dan teknologi yang berbeda untuk membuat sistem pemerintahan ini lebih efektif dan efisien ke depannya dengan cara,” terang pemuda usia 31 tahun lulusan NU Australia itu.
Billy menegaskan pengalamannya selama di daerah timur Indonesia akan ia gunakan untuk melatih anak-anak muda di daerah menjadi entrepreuner.
“Saya akan membawa pengalaman saya itu untuk membantu presiden dalam pemerintah Indonesia untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital, secara teknologi, dan mengurangi digital divide. Jadi itu suasana berbeda yang akan kami bawa,” sambung Billy.
Billy mengungkapkan, kedepannya akan mengubah narasi dari membangun Papua dari Indonesia menjadi membangun Indonesia dari Papua.