TRIBUNNEWS.COM - Gracia Billy Yosaphat Membrasar, ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi staf khusus presiden, Kamis (21/11/2019).
Gracia Billy Yosaphat Membrasar, merupakan pemuda asal Papua yang sukses mendirikan yayasan 'Kitong Bisa'.
Kitong Bisa adalah yayasan yang memfokuskan diri pada persoalan pendidikan anak-anak di Papua.
Saat ia ditunjuk untuk menjadi staf khusus presiden, Billy mengatakan kepada Jokowi untuk membangun Indonesia dari Papua.
"Saya berkomitmen kepada Pak Presiden bahwa Pak mari kita membangun Indonesia dari Papua," ujar Gracia Billy dalam tayangan yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (21/11/2019).
"Jadi selama ini kan membangun Papua dari Indonesia, ini terbalik membangun Indonesia dari Papua, itu narasi yang akan kita usung," tambahnya.
Billy memiliki pengalaman melatih anak muda Papua untuk menjadi pengusaha.
"Saya sendiri sudah 9 tahun fokus di daerah-daerah Indonesia Timur untuk melatih anak-anak muda di daerah untuk menjadi enterpreneur," ungkap Gracia Billy.
Pengalaman yang sudah ia miliki tersebut akan digunakan untuk membantu Pemerintahan Jokowi.
"Dan saya akan membawa pengalaman saya itu untuk membantu pak presiden dan pemerintah Indonesia untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital secara teknologi dan mengurangi digital divide, jadi itu suasana berbeda yang akan kami bangun," jelas Gracia Billy.
Anak Penjual Kue Asal Papua jadi Staff Khusus Presiden, Ini Profil Gracia Billy Yosaphat Membrasar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi umumkan kaum milenial yang menjadi Staf Khusus Presiden.
Pengumuman penunjukan staf khusus disampaikan oleh Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Jokowi menunjuk 7 orang milenial untuk menjadi staf khusus presiden yang bertugas untuk mengembangan inovasi-inovasi baru.
Satu di antara 7 orang tersebut adalah pemuda asal Papua, Gracia Billy Yosaphat Membrasar.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fakta dari Staf Khusus Jokowi, Gracia Billy Mambrasar:
1. Anak penjual kue
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Billy lahir di Kepulauan Yapen, Papua dari keluarga yang kurang mampu.
Ayahnya berprofesi sebagai guru, sedangkan ibunya jualan kue.
Billy kecil sering membantu ibunya untuk berjualan kue.
2. Memiliki otak cemerlang
Sewaktu kecil, rumah Billy belum dialiri listrik.
Meski begitu, ia tetap belajar dengan tekun dengan segala keterbatasan yang ada.
Berkat ketekunan Billy, ia memperoleh beasiswa untuk menempuh pendidikan SMA di Jayapura dari Pemerintah Provinsi Papua.
Billy menjadi satu dari sembilan orang yang mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa favorit di kota.
Karena kecerdasannya, Billy kembali memperoleh beasiswa afirmasi dari pemerintah.
Ia berkesempatan untuk kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung.
3. Diundang untuk magang di Pemerintah Amerika Serikat
Billy berkemsempatan untuk berbicara di depan State Departement AS, bertemu dan berjabat tangan dengan Barrack Obama.
4. Pendiri Kitong Bisa
Kitong Bisa adalah yayasan yang memfokuskan diri pada persoalan pendidikan anak-anak Papua.
Kitong Bisa berdiri sejak 2009.
Kitong Bisa mempunyai arti 'kita bisa', dengan kata lain anak-anak Papua bisa meraih pendidikan meski berasal dari keluarga kurang mampu.
Saat ini, Kitong Bisa sudah mengoperasikan sembilan pusat pendidikan di Papua dan Papua Barat.
Dengan jumlah relawan sebanyak 158 yang mengajar sekira 1.100 anak.
Dana dari yayasan tersebut bersumber dari dua anak perusahaan yakni Kitong Bisa Consulting dan Kitong Bisa Enterprise.
Berkat aktivitasnya di yayasan Kitong Bisa, Billy dapat menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa, yakni di Australian National University dan Oxford University di Inggris.
5. Pengalaman yang luas di bidang sosial
Dikutip dari Linkedin, Billy memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola pemenuhan sosial untuk sektor publik dan swasta, sehingga berdampak positif bagi warga negara dan komunitas lokal.
Saat ini, Billy sedang memberi saran kepada (British Petroleum) BP sebuah perusahaan minyak bumi yang bermarkas di London, tentang rencana keberlanjutan sosial dan perlindungan sehubungan dengan Proyek 8 miliar USD di Provinsi Papua Barat, Indonesia.
Dalam pekerjaan tersebut Billy akrab dengan perlindungan berkelanjutan sosial yang diatur oleh Bank Dunia, memastikan perusahaan beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.
Billy juga menjabat sebagai konsultan untuk proyek sektor publik, seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, memberi nasihat tentang pendekatan pembangunan manusia untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
6. Organisasi Perdagangan Berkelanjutan
Billy juga menyusun tim revitalisasi Sekolah Kejuruan untuk Provinsi Papua Barat, dan sedang bekerja menyusun Konsep Investasi Inisiatif Hijau yang Inklusif untuk masyarakat asli Papua, dengan organisasi Perdagangan Berkelanjutan IDH.
Billy bersama-sama mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang berevolusi menjadi perusahaan sosial, memberikan bantuan konsultasi bagi kaum muda di Papua dan Papua Barat dalam memulai usaha mereka sendiri untuk membantu orang lain.
7. Memperoleh banyak penghargaan
Karena inisiatifnya untuk membangun Papua dan Papua Barat, Billy telah menerima banyak penghargaan, termasuk pengakuan internasional, dan liputan media yang luas.
8. Diundang ke berbagai negara
Karena pekerjaan ini, Billy banyak diundang untuk melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia.
Undangan tersebut dalam rangka untuk memberikan pelatihan gratis, undangan untuk berbicara, atau menghadiri konferensi dan seminar internasional.
Di waktu luangnya, Billy juga mengadakan kuliah umum di universitas, termasuk memberikan sesi bimbingan untuk Pelajar Indonesia, khususnya pemuda Indonesia bagian timur.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)