Kemudian ia mengikuti program management training Union Carbide Amerika serikat.
Setelah selesai, Tanri ditempatkan di Jakarta sebagai Manager Keuangan perusahaan tersebut sejak tahun 1969 hingga 1979.
Karier Tanri pun terus menanjak sampai akhirnya ia menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia.
Tak hanya itu, Tanri juga menjadi Direktur Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976), dan pada tahun 1977-1979, Tanri merangkap sebagai Manager Pemasaran Union Carbide Singapura.
Seperti yang dikutip dari laman resmi Pertamina, laki-laki kelahiran Selayar, Sulawesi Selatan, 7 Maret 1942 ini juga menyelesaikan pendidikannya di Advanced Management Program di Claremont Graduate School (USA).
Menteri Negara Pendayagunaan BUMN yang pertama (1998) ini meraih gelar Doktor di Universitas Gajah Mada pada tahun 2010.
Tanri Abeng juga pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi Keuangan.
Selain itu, ia pun sempat memegang posisi eksekutif puncak di Indonesia untuk Union Carbide (USA), Heineken (Belanda), dan Bakrie & Brothers.
Dikutip dari Wikipedia, Tanri bekerja di perusahaan produsen bir Belanda, Heineken, PT Perusahaan Bir Indonesia (Indonesian Beer Company) tersebut pada 1979.
Meskipun tidak dapat berbahasa Belanda dan tidak minum bir, Tanri mampu menjadi CEO perusahaan.
Selanjutnya ia mengubah nama PT Perusahaan Bir Indonesia ke Multi Bintang Indonesia.
Tanri mencatat laba sebesar Rp 4 miliar pada tahun 1982.
Angka tersebut naik hampir Rp 500 juta dibandingkan ketika ia bergabung.
Sementara itu, pada tahun 1991 Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan mulai bergabung ke Bakrie & Brothers, perusahaan milik Aburizal Bakrie.