TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini santer berhembus kabar terkait mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan akan masuk di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Nama Ignasius muncul saat Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut akan ada beberapa nama dari para mantan menteri dan wakil menteri (wamen) di periode Kabinet Kerja Presiden Jokowi-Jusuf Kalla.
"Kami lagi cari - cari mantan menteri, wamen untuk melengkapi BUMN, tapi yang cocok ya," ujar Arya dikutip dari Kompas.com (26/11/2019).
Namun, Arya tidak menyebutkan secara sepesifik sosok menteri dan wamen yang dimaksud.
Sementara itu dari kabar yang berhembus kencang nama Ignasius kuat dugaan akan masuk di jajaran BUMN untuk bergabung dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Lalu siapa Ignasius Jonan?
Nama Ignasius Jonan memang tidak asing terutama dalam jajaran Pemeintahan Jokowi - JK.
Pria 56 tahun ini merupakan lulusan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Ia juga berhasil meneruskan pendidikannya di Fletcher School Tufts University, Amerika Serikat.
Dalam karirnya, Ignasius selain menjadi menteri ESDM periode 2016-2019, ia juga merupakan menteri perhubungan indonesia pada 2014-2016.
Anak dari pasangan pengusaha ini, mulai dikenal publik saat dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2009.
Meskipun sebelumnya Ignasius belum pernah berkecimpung dalam bidang bisnis transportasi, namun berbagai gebrakan berhasil ia ciptakan.
Dikutip dari Wikipedia, saat dipercaya memimpin PT KAI pada 2009 - 2014, terdapat terobosan - terobosan yang ia lakukan seperti,
Ia menerapkan boarding pass, tiket daring, dan penjualan melalui toko ritel.
Upaya ini dilakukan untuk memberantas percaloan tiket yang selama ini dinilai meresahkan.
Ignasius juga menggratiskan dan memperbanyak toilet stasiun.
Dirut PT KAI ini juga menambah fasilitas kereta dengan memasang AC.
Serta menetapkan adanya larangan merokok di dalam kereta.
Selain itu ia juga menekankan untuk adanya toilet bersih di satsiun.
Di bawah kepemimpinannya, PT KAI juga mengalami keuntungan besar saat itu.
Pada awal kepemimpinannya, Ignasius berhasil mencapai keuntungan Rp 154,8 miliar pada 2009.
Pria kelahiran Singapura, 21 juni 1963 berhasil membalikan keadaan yang sebelumnya pada 2008 PT KAI mengalami kerugian sebesar Rp 83,5 miliar.
Selama empat tahun memimpin PT KAI, Ignasius juga sukses meningkatkan aset hingga tiga kali lipat dari Rp 5,7 triliun menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013.
Pada tahun yang sama, ia juga dapat mencapai laba besar senilai Rp 560,4 miliar.
Dalam urusan kinerja karyawan, Ignasius dikenal sangat tegas.
Ia bahkan tidak segan-segan melakukan pemecatan terhadap 200 karyawan yang dianggap malas.
Setelah lima tahun karirnya di PT KAI, Ignasius pun diangkat menjadi Menteri Perhubungan (Menhub)pada 2014.
Saat menjadi Menhub mantan Dirut PT KAI ini berjanji dalam waktu dua minggu usai menjabat akan menyelesaikan konsep tol laut.
Kesuksesan Ignasius mendapat perhatian khusus dari Presiden Jokowi.
Ia pun ditarik Jokowi untuk masuk dalam susunan Kabinet Kerja sebagai Menteri ESDM pada 2014.
Pada saat itu posisi Menteri ESDM tengah mengalami kekosongan selama dua bulan.
Hal ini terjadi karena Jokowi telah memberhentikan Arcandra Tahar sebagai menteri ESDM karena masalah kewarganegaraan.
Jauh sebelum di PT KAI dan menjadi Menteri, Ignasius sempat menjabat sebagai Director Citibank/Citigroup dari 1999-2001
Pada 2001 - 2006 ia menjadi Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.
Ia juga sempat menjadi Managing Diretor Citigroup pada 2006-2009.
Ignasius Jonan merupakan sosok yang memiliki prestasi dan etos kerja yang baik.
Sehingga tak heran kalau namanya santer disebut akan dipilih oleh Menteri BUMN Erick Thohir masuk dalam jajarannya.(*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)