TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mendapat rekomendasi dari Kontras untuk membentuk tim teknis pencari fakta atas hilangnya 13 aktivis pada tahun 1998.
"Cukup membentuk tim tenknis ya. Misalnya tim pencari fakta atau tim pencarian terhadap 13 orang itu," ujar Wakil Koordinator Kontras Feri Kusuma di Hotel Aeon, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Baca: Eks Gubernur Riau Terima Grasi, ICW: Presiden Tak Miliki Komitmen Anti-korupsi yang Jelas
Pencarian para aktivis 1998 itu tidak harus menunggu proses hukum pengadilan.
Sebab, hanya memerlukan pembentukan tim teknis.
Feri berpendapat bahwa tim teknis itu dapat diisi dari unsur pemerintah, TNI, Polri, masyarakat sipil, termasuk keluarga korban.
Mereka hanya bertugas mencari dan memastikan apakah 13 aktivis tersebut masih hidup atau sudah meninggal.
"Supaya ada statusnya, itu sebetulnya," kata Feri.
Sementara itu, terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR), Feri belum mengetahui apakah RUU KKR itu juga akan mengarah pada peristiwa pelanggaran HAM 1997 -1998.
Feri mengatakan, KKR bekerja untuk peristiwa HAM yang berlaku sudah lama.
Ia juga mempertanyakan apakah KKR tersebut bekerja dari peristiwa 1965 hingga 1998.
Ia mengungkapkan masih memerlukan diskusi terkait teknis KKR.
"Nah makanya, pesan kami mekanisme KKR atau mekanisme non-yudisial, dia harus komplamenter dengan mekanisme yudisial. Jadi harus melengkapi bukan saling menegasikan dua fungsi ini," kata Feri.
Adapun, 13 aktivis yang hilang itu di antaranya:
1. Yani Afri (Rian), pendukung PDI Megawati dan ikut koalisi Mega-Bintang dalam Pemilu 1997, hilang di Jakarta pada 26 April 1997;
2. Sonny, pendukung PDI Megawati, hilang di Jakarta 26 April 1997;
3. Deddy Hamdun, pengusaha dan aktif di PPP dalam kampanye 1997 Mega-Bintang, hilang di Jakarta 29 Mei 1997;
4. Noval Alkatiri, Pengusaha dan aktivis PPP, hilang di Jakarta 29 Mei 1997;
5. Ismail, sopir Deddy Hamdun, hilang di Jakarta 29 Mei 1997;
6. Wiji Thukul, penyair aktivis PRD, hilang di Jakarta 10 Januari 1998;
7. Suyat, aktivis SMID/PRD, hilang di Solo 12 Februari 1998;
8. Herman Hendrawan, aktivis SMID, hilang di Jakarta 12 Maret 1998;
9. Petrus Bima Anugrah, aktivis SMID/PRD, hilang di Jakarta 30 Maret 199;
10. Ucok Munandar Siahaan, mahasiswa Perbanas, diculik 14 Mei 1998 di Jakarta;
11. Yadin Muhidin, alumnus Sekolah Pelayaran, hilang di Jakarta 14 Mei 1998;
Baca: Bayi Alami Kelainan Jantung Terbaring di RSCM, Ayahnya Petugas PPSU Hingga Berharap Dijenguk Anies
12. Hendra Hambali, siswa SMU, hilang di Glodok, Jakarta 15 Mei 1998;
13. Abdun Nasser, kontraktor, hilang di Jakarta 14 Mei 1998.
Penulis: Achmad Nasrudin Yahya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Mahfud MD Diminta Bentuk Tim Teknis Pencarian Hilangnya 13 Aktivis