TRIBUNNEWS.COM - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sripeni Inten Cahyani menyambangi kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Selasa (26/11/2019), sekitar pukul 12.10 WIB.
Didampingi Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felianty, Inten datang di tengah isu perombakan direksi dan komisaris di PLN.
Dilansir dari tayangan TV One News, Inten enggan berkomentar tentang kedatangannya ke kantor Erick Thohir tersebut.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan adanya rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan perombakan pengurus PLN dalam waktu dekat ini.
Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com, perombakan tersebut rencananya akan dilakukan setelah Erick pulang dari kunjungan kerjanya ke Korea Selatan.
“(Perombakan) direksi dan komisaris (PLN) menunggu Pak Erick dari Korea," ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (26/11/2019), seperti yang diberitakan Kompas.com.
Arya menyebutkan, Erick baru akan kembali pada Jumat (29/11/2019) mendatang.
"Mungkin 29 (November) baru kembali,” ujar Arya.
Arya menambahkan, sejumlah kandidat direksi dan komisaris perusahaan listrik negara itu telah dipanggil ke Kementerian BUMN.
Namun, Staf Khusus Menteri BUMN itu masih enggan mengungkapkan siapa saja yang akan menjadi petinggi di PLN yang baru.
“Udah pasti dipanggil, kan udah kepanggil kemarin," kata Arya.
Rudiantara Dinilai Cocok Jadi Dirut PLN
Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menilai, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara cocok menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN.
Arya menilai, Rudiantara telah berpengalaman dalam memimpin perusahaan besar.
"Kita kan tahu Pak Rudiantara sebelum jadi menteri kan dari swasta dan dia punya pengalaman memimpin perusahaan telekomunikasi."
"Jadi pengalaman beliau di perusahaan tersebut jadi acuan kami ketika mengambil orang-orang yang akan memimpin BUMN," ungkap Arya seperti dilansir Kompas TV.
Selain itu, Rudiantara dinilai memahami kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan publik.
"Dia (Rudiantara) sudah memimpin kementerian sehingga dia mengerti kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan publik dan menyangkut masyarakat luas," jelasnya.
Menurut Arya, hal tersebut menjadi pertimbangan yang cukup matang untuk menjadikan Rudiantara sebagai direktur utama di perusahaan sekelas PLN.
Namun, Arya menuturkan, hingga saat ini Kementerian BUMN masih menunggu kepastian berdasarkan surat resmi dari istana mengenai pengangkatan Rudiantara.
"Suratnya belum kami lihat karena surat itu pasti sampainya ke Pak Erick," jelas Arya.
Arya menyebutkan, saat ini Menteri BUMN Erick Thohir masih berada di Korea.
Erick dijadwalkan akan pulang ke Indonesia pada Jumat (29/11/2019) mendatang.
"Pak Erick masih di luar negeri jadi kami menunggu Pak Erick pulang dari Korea," ujar Arya.
Arya Sinulingga Tanggapi Kabar Penunjukan Susi Pudjiastuti dan Ignasius Jonan di BUMN
Arya Sinulingga juga menanggapi kabar terkait pengangkatan mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti dan mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan di BUMN.
Saat ditanya soal kebenaran kabar yang beredar belakangan ini, Arya Sinulingga justru menanyakan darimana asal informasi tersebut.
"Informasi darimana, ya?" tanya Arya saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (26/11/2019).
Arya belum dapat memastikan apakah nama-nama tersebut akan resmi masuk ke BUMN.
Ia meminta masyarakat untuk menunggu hasilnya terlebih dahulu.
"Nanti lihat saja lah bagaimana hasilnya, apakah nama-nama mereka akan ada atau tidak," kata Arya.
Arya menjelaskan, Kementerian BUMN akan melaksanakan evaluasi pada seluruh BUMN secara bertahap.
Untuk saat ini, baru sebagian BUMN yang telah dievaluasi oleh Kementerian BUMN.
"Memang kan belum semua BUMN kita evaluasi, kan ini bertahap evaluasinya," jelasnya.
Arya menyebutkan, untuk tahap pertama, Kementerian BUMN mengevaluasi lima BUMN.
Diketahui, kelima BUMN tersebut di antaranya yaitu Pertamina, PLN, Inalum, Mandiri, dan BTN.
"Belum semua BUMN kami evaluasi, kan ini bertahap evaluasinya."
"Tahap pertama, lima BUMN dulu baru berikutnya akan dilakukan tahap semua BUMN," ungkap Arya.
Sementara itu, dilansir Kompas TV, Arya menyampaikan saat ini Kementerian BUMN tengah berupaya mencari komisaris yang memiliki karakter kepemimpinan yang kuat.
Untuk mengoptimalkan peran komisaris di BUMN, Arya menyebutkan, kementeriannya juga akan mencari dari kalangan mantan wakil menteri maupun mantan menteri.
"Kami tuh sampai mencari mungkin mantan wakil menteri, mantan menteri, kita cari orang-orang yang sangat kuat leadership-nya," tutur Arya dalam wawancara yang ditayangkan Kompas TV.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)