TRIBUNNEWS.COM - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memberikan sambutan di Reuni 212 di Monas, Jakarta, melalui sebuah tayangan video, Senin (2/12/2019).
Pihaknya mengatakan dalam video tersebut permintaan maafnya tak dapat hadir dalam acara tahunan tersebut.
"Kepada seluruh peserta Reuni Akbar 212, saya minta maaf sampai saat ini tidak dapat hadir dalam reuni 212," tuturnya dalam sebuah tayangan video, dalam Live Reuni Akbar Mujahid 212 2019 kanal YouTube FRONT TV, Senin (2/12/2019).
Pihaknya mengatakan hingga saat ini belum bisa pulang ke Indonesia lantaran masih dicekal.
"Saya masih dicekal oleh Pemerintah Saudi Arabia dengan alasan keamanan, atas perintah Pemerintah Indonesia,
"Saya meminta kepada pemerintah Indonesia, sudahlah. Akhiri segala kebohongan, akhiri segala dusta dan bohong di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara," tuturnya.
Habib Rizieq menambahkan dalam sambutannya, dari keterangan Duta Besar Arab Saudi yang lama, pernah menyatakan Arab Saudi siap mengembalikan Imam Besar FPI tersebut pulang ke Indonesia.
Pihaknya menerangkan apa yang sudah dikatakan Duta Besar Arab Saudi yang lama, yaitu Syekh Osama Al Shuaibi, di mana pihaknya mengatakan bahwa Saudi setiap saat siap untuk mengembalikan Habib Rizieq ke Indonesia.
"Akan tetapi silahkan Anda tanyakan tentang sikap dari pemerintah Anda sendiri,'" kata Habib Rizieq lagi.
Rizieq pun juga menegaskan pernyataan dari Syekh Osama Al Shuaibi tersebut suatu pengakuan luar biasa, dan menjadi keterangan bahwa ada sesuatu dari Pemerintah Indonesia sendiri yang menbuat dirinya dicekal hingga saat ini.
"Saya sampaikan khususnya kepada pemerintah Republik Indonesia, pada saat terjadi pencekalan. Pihak yang pertama kali saya hubungi dan saya beri tahu adalah Otoritas Pemerintah RI," tuturnya.
Seusai melaporkan kepada pihak Otoritas Pemerintah RI, datang utusan dari KBRI meminta sejumlah berkas keimigrasian.
"Duta Besar RI yang berkedudukan di kota Riyadh mengirim seorang utusan secara resmi," tegasnya.