Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengapresiasi sikap tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai isu penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Jokowi menolak wacana penambahan masa jabatan presiden.
Jokowi menyebut, pihak yang memunculkan wacana itu hendak mencari muka kepada dirinya.
"Ini bagus sekali pernyataan keras Pak Jokowi. Ini statement pak Jokowi yang sangat baik untuk perpolitikan Indonesia saat ini," ujar pendiri lembaga analisis politik KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Senin (2/12/2019).
Baca: Christina Aryani Sebut Isu Intervensi dalam Munas Golkar Dihembuskan Untuk Ciptakan Suasana Keruh
Dari awal Hendri Satrio sudah menduga ide penambahan masa jabatan presiden bukan datang dari Jokowi.
"Saya juga menyatakan memperpanjang periode presiden itu adalah usaha untuk menjilat presiden. Saya mendukung betul pendapat keras seorang Jokowi mengenai itu," ucap Hendri Satrio.
Melalui sikap tersebut, dia menjelaskan, Jokowi tidak ingin mengkhianati rakyat yang telah memilihnya.
Baca: Bahas PKPU Bersama DPR, KPU Soroti Perlindungan Hak Pemilih Hingga Keterbukaan Data
Bukan itu saja kata dia, Jokowi juga tidak ingin mengkhianati jalur sejarah yang telah menjadikannya menjadi presiden.
"Yang paling penting adalah Jokowi tidak meragukan, Indonesia tidak kekurangan pemimpin," tegasnya.
Baca: Putri Indahsari Tanjung Ungkap Keseruan Ikut Blusukan Bareng Jokowi di Subang
Karena itu ia meminta para politikus dan pihak-pihak yang selama ini mendorong wacana penambahan masa jabatan presiden untuk menyudahinya.
"Pihak-pihak yang sering kali mewacanakan penambahan masa jabatan presiden sebaiknya sekarang tutup mulut dan selesai," ujarnya.
Respons Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak setuju dengan adanya wacana masa jabatan presiden menjadi tiga periode hingga dipilih oleh MPR.