TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan sudah 33 hari kursi Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri kosong sepeninggal Jenderal Idham Azis menjadi Kapolri.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menjelaskan, ini pertama kali dalam sejarah polri, posisi Kabareskrim dibiarkan kosong dalam waktu yang cukup lama.
"Sangat aneh, kenapa Idham Azis lamban dalam menggunakan hak prerogatifnya untuk menetapkan Kabareskrim yang baru," ujar Neta S Pane kepada Tribunnews.com, Rabu (4/12/2019).
Situasi ini sangat memprihatinkan, kata dia, seakan saat ini tidak ada jenderal polisi yang pantas dan layak untuk menggantikan Idham Azis.
Baca: Mabes Polri Jelaskan Alasan Posisi Kabareskrim Masih Kosong
Meskipun di tubuh Polri ada belasan jenderal bintang tiga (Komisaris Jenderal/Komjen) dan lebih dari seratus jenderal bintang dua (Inspektur Jenderal/Irjen).
Menurut dia, strategi Idham Azis yang membiarkan posisi Kabareskrim terlalu lama kosong membuat Polri ke depan dikhawatirkan semakin tidak profesional dan makin tidak independen.
Polri akan semakin tersandera oleh politik dan kepentingan kekuasaan.
Situasi ini tidak boleh dibiarkan. Polri harus dijaga agar tetap profesional dan independen dari tangan tangan politik kekuasaan.
Sehingga publik akan tetap nyaman saat Polri bekerja dengan misinya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.
Untuk itu IPW berharap, Kapolri Idham Azis jangan gamang dalam memilih Kabareskrim yang baru.
"Jika Kapolri gamang dalam memilih Kabareskrim, bagaimana dia bisa percaya diri dalam memimpin pengamanan terhadap masyarakat," ucapnya.
Baca: Jokowi Didesak Copot Kapolri Idham Azis Jika Tak Bisa Ungkap Kasus Novel Baswedan
Dia tegaskan, Idham Azis harus mampu menggunakan hak prerogatifnya dalam memilih dan menetapkan Kabareskrim yang baru.
Apalagi sebenarnya sudah ada empat nama yg muncul dalam bursa Kabareskrim. Dari empat nama calon yang muncul itu, hanya satu yang paling kuat, yakni Kadiv Propam Irjen Listyo Sigit Prabowo.
Namun dia menduga, karena mantan ajudan Presiden Jokowi itu dinilai masih terlalu muda, Idham Azis terlihat ragu ragu untuk segera mengangkatnya.
Idham Azis sengaja membiarkan kekosongan ini hingga Wakapolri pensiun dan Kabaharkam Komjen Firli pindah ke KPK.
Dengan begitu bakal ada jenderal bintang dua lain akan naik menjadi bintang tiga mendampingi Kabareskrim baru yang dari bintang dua. Sehingga tidak ada gejolak di internal polri.
Baca: Posisi Kabareskrim Kosong, Polri: Tak Berpengaruh pada Pengungkapan Kasus Novel Baswedan
"Sehingga Idham Azis merasa perlu memasukkan nama Sigit sebagai Kabareskrim baru dalam TR massal dimana di dalam TR massal itu ada penggantian Wakapolri, Kabaharkam, sejumlah Kapolda dan Kapolres pada Minggu pertama Desember ini," jelasnya.
Sebelumnya IPW menyebut ada empat calon Kabareskrim yakni Kadiv Propam Irjen Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono.
Kemudian Asisten Operasi Kapolri Irjen Martuani Sormin dan Kapolda Sumatera Utara, Irjen Agus Andrian.