TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto telah menunjuk 5 Juru Bicara.
Kelima juru bicara tersebut akan menyampaikan berbagai informasi yang khususunya terkait dengan sikap dan kebijakan partai Gerindra.
Adapun kelima jubir partai Gerindra tersebut antara lain :
1. Ahmad Muzani
2. Sufmi Dasco Ahmad
3. Habiburokman
4. Ahmad Riza Patria
5. Sugiono
Dilansir dari tayangan Kompas Petang, Jumat (6/12/2019), Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan alasan nama-nama tersebut menjadi jubir partai Garindra.
Menurut Dahnil, Partai Gerindra membutuhkan keseragaman narasi, tidak saling berbenturan, terlebih dalam menanggapi isu politik.
Selain itu diperlukanya harmonisasi narasi dalam komunikasi, ini menjadi penting untuk menjaga situasi politik saat ini.
"Sederhana sebenarnya karena kan terkait dengan kebijakan politik partai kemudian dalam situasi-situasi isu tertentu kita membutuhkan harmonisasi narasi," kata Dahnil
"Kita membutuhkan keseragaman narasi untuk menghindari narasi yang saling bertabrakan, pak prabowo menunjuk beberapa orang untuk menjadi jubir partai," ujar Dahnil.
Namun ketika para anggota parlemen dari partai Gerindra ingin mengkritisi, Dahnil menjelaskan sah-sah saja itu mereka lakukan.
Anggota parlemen memang harus menjalankan fungsinya dengan baik.
Dahnil dalam hal ini juga menggaris bawahi, ketika para anggota-anggota parlemen mengkritik akan sesuatu, jangan langsung direpresentasikan itu sebagai bentuk dan sikap Partai.
Segala sesuatu yang terkait dengan sikap, bentuk dan kebijakan partai harus melalui kordinasi dahulu dengan partai.
"Fungsi anggota parlemen kan memang ini namane (parle), yaa memang ngomong mengkritisi dll. Pak Prabowo tidak memberikan guidance tertentu silahkan. Tetapi yang jelas, jika berkaitan dengan kebijakan partai tentu harus dikordinasikan dengan partai," tegas Dahnil.
Pentingnya keseragaman sikap, kebijakan, dan komunikasi, ini diperlukan untuk menghindari masyarakat menjadi salah tangkap dan menimbulkan kesalahpahaman.
Dengan mengantisipasi hal-hal tersebut, maka 5 orang itu ditunjuk sebagai Jubir partai Gerindra.
"Terutama yang berkaitan dengan sikap politik partai, untuk menghindari kesalahpahaman dengan masyarakat, dengan publik, terkait dengan sikap partai gerindra, maka 5 orang ini ditunjuk," ujar Dahnil.
Ketika Dahnil ditanya kemungkinan kelima orang jubir yang ditunjuk tersebut bisa berubah, ia menyebutkan bisa saja berubah.
"Semua tergantung dengan kebutuhan partai dan kebutuhan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto,"tambahnya.
Saat ditanya kembali oleh Presenter Kompas Petang, tidak adanya nama Fadli Zon, Andre Rosiade dan Arif Puyuono dalam jajaran jubir partai Gerindra, apakah itu terkait dengan sikap-sikapnya yang sering berlawan dengan partai?
Dahnil saat diwawancara melalui sambungan telepon pun menjawabnya.
Apa yang dilakukan Fadli Zon, Andre Rosiade dan Arif Puyuono tidak menjadi masalah dan kami semua menghormati.
Terlebih mereka-mereka tersebut adalah anggota parlemen, yang menyuarakan dan bersikap sesuai dengan suara konstituenya demi membela kepentingan publik.
Yang menjadi perhatian partai adalah terkait dengan sikap umum partai dan sikap politik partai.
"Itu tentu fungsi beliau sebagai anggota-anggota parlemen tidak ada masalah, kita menghormati, partai juga memberikan ruang yang cukup luas kepada seluruh anggota parlemen untuk bersikap mewakili konstituenya dan juga memfungsikan dirinya untuk membela kepentingan publik atau rakyat dalam hal ini," katanya.
"Jadi yang terutama yang ditertibkan oleh partai yaitu terkait dengan sikap sikap umum partai, kemudian sikap politik, terkait dengan politik dan pembangunan," ujar Dahnil
Terkait dengan pemilihan jubir partai Gerindra, Dahnil menjelaskan dalam pemilihan tersebut merupakan keputusan partai dan kemudian Prabowo menyetujuinya.
Adapun fungsi dari kelima jubir tersebut, Dahnil menyebutkan ada dua fungsi secara khusus.
Yang pertama adanya kelima jubir tersebut mereka harus merepresentasikan narasi yang terkait dengan kebijakan partai.
Kedua, adalah mereka harus merepresentasikan sikap politik partai.
"Secara khusus ada dua hal, hal pertama mereka merepresentasikan narasi yang terkait dengan kebijakan partai, kemudian kedua mereka merepresentasikan sikap politik partai," imbuhnya .
(Tribunnews.com/Muhammad Nur Wahid Rizqy)