TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum PAN, Totok Daryanto mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji persoalan-persoalan yang ada dalam Partai Amanat Nasional (PAN).
Saat disinggung bisakah Ketua Umum PAN beserta jajarannya tidak terpengaruh manuver dilakukan oleh Amien Rais, Totok mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji hal tersebut.
Tanggapan Totok Daryanto tersebut disampaikan dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang kemudian diunggah kanal YouTube KompasTV, Minggu (8/12/2019).
"Nah ini juga sedang kita kaji sebetulnya ya, karena sekarang ini juga tokoh-tokoh PAN senior sudah mulai ada perhatian," ujar Totok.
Totok mengungkapkan saat Rakernas pada Sabtu (7/12/2019) lalu mantan ketua umum sudah ikut hadir.
Hanya Hatta Rajasa belum bisa hadir karena kebetulan sedang ada acara keluarga.
Dengan adanya komunikasi yang sudah membaik antara PAN dengan mantan-mantan ketua PAN, diharpakan PAN ke depannya bisa lebih bersikap independen.
"Sehingga ke depan kita yakin bahwa kepemimpinan PAN kedepan akan bisa menjalankan organisasi ini supaya lebih independen," jelas Totok.
Totok juga berharap ke depannya PAN lebih baik, serta diberi ruang untuk melakukan manuver sebagai sebuah partai politik.
"Membangun jaringan internal, eksternal dan bisa konsisten menjalankan kebijakan tidak harus zig-zag dan lain sebagainya, nah itu yang mungkin diperlukan bagi PAN," ujar Totok.
Rakernas PAN Ricuh, Adi Prayitno Sebut PAN Sangat Bergantung pada Amien Rais
Jelang Kongres Partai Amanat Nasional (PAN) Maret 2020 mendatang, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN diwarnai dengan ricuh.
Rakernas yang digelar di Jakarta sempat diwarnai kericuhan saat pengurus DPP dan DPW PAN saling mengintrupsi saat pembacaan tata tertib sebelum Rakernas ditutup.
Namun, kericuhan tidak berlangsung lama karena ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menenangkan peserta.
Zulkifli Hasan memang digadang-gadang akan maju dalam bursa ketua umum PAN periode 2020-2025.
Terkait hal tersebut Analis Politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno memberikan komentarnya.
Tanggapan tersebut disampaikan Adi Prayitno dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang kemudian diunggah oleh Kompas TV, Minggu (8/12/2019).
Menurut Adi Prayitno PAN sangat bergantung pada Amien Rais yang merupakan Dewan kehormatan PAN.
"Karena memang sejak awal PAN ini tidak lepas dari institusional Pak Amien Rais sebagai pendiri, mantan ketua umum yang memang sejak awal membesarkan PAN," terangnya.
Namun, menurut Adi sikap politik Amien Rais sering kali menyulitkan PAN.
Tapi pada saat yang bersamaan dalam perkembangannya ketika PAN berdiaspora menjadi partai yang cukup terbuka menjadi partai inklusif dan modern sikap-sikap politik pak Amien Rais sering kali manuvernya itu membuat PAN agak kesulitan," ujar Adi.
Adi menuturkan seharusnya pemilihan legislatif 2019 lalu menjadi catatan penting untuk PAN.
"Banyak tingkat elektabilitasnya itu menurun karena manuvernya Pak Amien Rais," ujarnya.
Adi kemudian memberikan contoh saat pileg di Jawa Tengah, PAN nyaris tak dapat satupun anggota dewan yang lolos ke Senayan.
"Ini menurut saya adalah salah satu bentuk hukuman yang nyata," terangnya.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan Amien Rais seringkali tampil sebagai pemain tang menyulitkan kader-kader yang ada di bawahnya untuk menentukan sikap politik.
Adi menilai kuat dan tidaknya PAN dilihat dari Amien Rais, menurutnya selama pilpres dan pileg 2019 sikap Amien Rais relatif cukup merugikan PAN.
"Jadi sikap Pak Amien selama pilpres dan pileg 2019 relatif cukup merugikan PAN dan sejak awal selalu bertentangan dengan ketua umum," terangnya.
Lalu Adi memaparkan soal kecenderungan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang sejak awal sebenarnya ingin merapat ke pemerintah, namun saat bersamaan Amien Rais menentang keras dan memilih menjadi oposisi.
"Tidak sejalannya Amien Rais dengan ketua umum PAN yang terpilih, seringkali membuat PAN yang isinya anak muda progresif itu agak kesulitan mengembangkan manuver-manuver untuk meningkatkan elektabilitas," ungkap Adi.
Adi mengungkapkan PAN kedepan harus bisa mengurangi ketergantungan kepada Amien Rais, serta harus mampu bersikap independen dan sedikit berani melakukan negosiasi dengan dewan kehormatan.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)