News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Keluarga Jokowi Terjun ke Politik

Menyikapi Dinasti Politik, Donal Fariz: Problem Dasar di Partai Politik

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz

Mereka akan menjadi apatis, karena berpikir demokrasi kini hanya dikelola oleh segelintir orang saja.

Diketahui, sebelumnya langkah Gibran dan Bobby maju ke pemilihan kepala daerah tahun depan mendapat pro dan kontra dari berbagai pihak.

Tak sedikit yang berpendapat langkah mereka dapat memunculkan nepotisme.

Satu diantaranya yakni, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pipin Sopian.

Ia menuturkan majunya dua anggota keluarga Presiden Jokowi dikhawatirkan dapat memunculkan potensi nepotisme.

Gibran Rakabuming (TribunStyle.com Kolase/ Instagram)

"Jadi semua orang harus berpikir bahwa ketika politisi terutama presiden, anaknya mencalondakn diri, potensi nepotisme itu sangat besar," ujar pipin.

Pipin juga menuturkan, adanya dinasti politik ataupun nepotisme akan menimbulkan dampak yang berbahaya.

Jangan sampai hal ini dapat memunculkan apatisme di kalangan milenial yang semakin tinggi.

"Karena mereka tidak punya harapan di politik, karena akses-aksesnya sudah ditutup pintunya oleh elit - elit parpol," ungkap Pipin.

Berbeda dengan Pipin, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qadari memiliki pandangan yang berbeda terkait langkah Bobby dan Gibran maju di Pilkada tahun depan.

Menurutnya, sulit menilai langkah Bobby dan Gibran termasuk dalam nepotisme.

Menantu Presiden RI Joko Widodo, Bobby Nasution saat menghadiri penyambutan mahasiswa baru serta peresmian laboratorium lapangan Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU) Institut Pertanian Bogor (IPB) Padanglawas, Selasa (2/10/2018). TRIBUN MEDAN/NANDA F BATUBARA (Tribun Medan/Nanda F Batubara)

Hal ini karena jabatan yang kemungkinan akan mereka tempati, keputusannya ada pada masyarakat di daerah masing - masing.

“Sebenarnya agak sulit untuk mengatakan ini nepotisme sepenuhnya untuk jabatan - jabatan yang sifatnya itu dipilih,” ujar Qadari.

“Karena disitu proses yang terjadi adalah proses dimana orang itu memiliki kesempatan untuk memilih,” tambahnya.

Qadari menyebut nepotisme akan sangat mudah diidentifikasi dalam jabatan – jabatan yang sifatnya ditunjuk. (*)

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini