TRIBUNNEWS.COM - Selama ini bungkam, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia / IKAGI akhirnya mengadukan penindasan yang dilakukan Dirut Garuda Indonesia non-aktif, Ari Askhara kepada Menteri BUMN, Erick Thohir.
Salah satu penindasan yang paling menyengsarakan awak kabin adalah jadwal perjalanan Sydney - Jakarta- Sydney yang dilakukan secara Pulang-Pergi.
Bahkan, karena aturan ini, sebanyak 8 awak kabin sampai ambruk dan harus diopname.
Setelah kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton di Pesawat Garuda Indonesia yang baru dibeli dari Perancis.
Kemudian diikuti dengan pencopotan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia yang menjadi otak penggelan pajak dan rugikan negara sampai lebih dari Rp 800 jutaan.
• Ari Ashkara Miliki Rumah Paling Mewah di Kampungnya, Mantan Dirut Garuda Lebih Sering Tidur di Hotel
Terungkap ternyata Dirut Garuda yang dicopot memiliki sepak terjang dan penilaian buruk dari pegawai pesawat Garuda sendiri.
Terbukti bahwa Sekretaris IKAGI, Jacqueline Tuwanakotta bersama beberapa anggota organisasi awak kabin pesawat plat merah ini datangi kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengadu penindasan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara pada Menteri BUMN.
Menurut Sekretaris IKAGI, peagawi yang tergabung dalam organisasi tersebut sudah sering mengeluh apa yang sering mereka rasakan saat bekerja.
Hingga berita mengenai pencopotan Dirut Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN, Erick Thohir mencuat, pegawai kabin pesawat merasa sangat bahagia.
Mereka merasa tak pernah ada tempat mengeluh dalam hal penindasan yang berkedok dinas tersebut saat Ari Askhara masih menjabat.