TRIBUNNEWS.COM - Menantu Presiden Jokowi, Bobby Afif Nasution membantah bahwa dirinya tengah membangun politik dinasti, dengan maju pada Pilkada Medan 2020.
Tudingan politik dinasti santer terdengar saat Bobby dan anak sulung Jokowi, Gibran, mendeklarasikan diri maju pada Pilkada 2020.
"Kalau dibilang dinasti ya bukan dinasti. Kita harus lihat semangatnya. Yang dinasti itu mungkin motivasinya itu," ujar Bobby, di sela acara nonton bareng laga Tim Nasional Indonesia melawan Vietnam di Warung Kopi Jurnalis Medan, di Jalan Agus Salim, Selasa (10/12/2019) malam.
Bobby menyebut, yang dimaksud dinasti adalah ketika Jokowi menurunkan semangat untuk terus bekerja.
"Bisa dilihat sendiri bagaimana kinerjanya Presiden Jokowi. Mungkin dinastinya itu saja. Kalau dinasti politik, dinasti kekuasaan untuk apa," kata dia.
Hingga kini, Bobby mengaku sudah menjalin silaturahmi dengan sejumlah partai politik.
Namun, dia belum dapat memastikan partai mana yang akan mendukungnya maju di Pilkada Kota Medan 2020.
Bobby mengatakan, partai politik memiliki mekanisme sendiri untuk memberikan dukungan kepada calon kepala daerah.
"Salah satu hal yang menentukan adalah visi-misinya. Masalah berapa persen yang akan mendukung kita lihat aja nanti. Tergantung dari visi misinya," kata Bobby.
Bobby masih enggan memberikan komentar mengenai program yang diusungnya untuk menjadi calon wali kota Medan.
Dia mengatakan, akan ada saatnya bagi dia memberikan penjelasan bagaimana membangun Kota Medan.
Diketahui Bobby juga sudah berkomunikasi dengan Jokowi terkait rencana maju pada Pemilihan Wali Kota Medan 2020.
Adapun Gibran juga telah mendeklarasikan diri maju pada Pilkada Solo 2020.
Gibran mulai melakukan pendekatan terhadap warga dengan cara blusukan.
Sama seperti Bobby, hingga kini Gibran belum memastikan kendaraan untuk maju pada Pilkada Solo.
DPC PDI-P Solo sudah menunjuk Achmad Purnomo untuk maju pada Pemilihan Wali Kota Solo 2020.
(Kompas.com/Kontributor Medan, Dewantoro)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jawaban Bobby Nasution soal Tudingan Tengah Membangun Politik Dinasti"