News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rakernas PDI Perjuangan

Budayawan dan Filsuf Sepakat dengan PDIP, Haluan Negara Harus Berbasis Kekayaan Budaya Nusantara

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka diskusi soal kebudayaan di Kantor Pusat PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2019).

Salim Lee lalu memaparkan Candi Borobudur sebagai sebuah perwujudan bahwa di masa lalu, leluhur bangsa Indonesia saat ini begitu luar biasa.

Di abad lampau itu, nenek moyang sudah menguasai teknik luar biasa.

Namun bukan hanya teknik, ternyata estetika dan seni rupa yang terwujud di candi itu menggambarkan kemantapan serta kebudayaan Nusantara yang ramah, akomodatif, kokoh dan tegar, terbuka dan toleran.

"Semua yang ada mengandung filosofi hidup tingkat tinggi. Borobudur mencerminkan keagungan kebudayaan Nusantara, ajaran-ajaran yang memberi haluan dan pandangan hidup sebagai pedoman untuk hidup secara optimal," ulas Salim, yang juga pengajar nilai-nilai filsafat dan spiritual Borobudur.

Maka baginya, tak ada alasan untuk menolak kekayaan budaya itu sebagai patokan pembangunan bangsa masa kini untuk masa depan

Salah satu penanggap, Otong Toyibin Wiranatakusumah yang merupakan Ketua Rukun Wargi Bandung, mengatakan bahwa orang Indonesia saat ini kerap melupakan leluhurnya sendiri. Dan justru lebih menerima pengaruh asing yang menyingkirkan budaya sendiri.

"Padahal kalau kita mau jujur, kekecauan negara saat ini yang disebabkan kekacauan politik berdampak pada ekonomo dan sosial serta aspek-aspek lainnya, apakah bukan karena kita salah memilih, yakni enggan memastikan akar budaya bangsa sebagai akar arah pembangunan?" kata Otong.

"Di saat kita hendak mewujudkan Indonesia baru yang berjiwa Nusantara, ini saatnya kita mengakui kembali kebesaran dan kebijaksaan para leluhur kita," ujarnya.

Romo Mudji Sutrisno memaparkan banyak hal mengenai perlunya menggali kearifan maupun nilai-nilai yang terdapat di dalam warisan budaya.

Inti paling pokoknya, bahwa Indonesia ke depan harus berpijak kepada nilai yang berguna, bermanfaat, bagi kehidupan.

"Jadi apa yang baik, benar, suci, yang indah, yang dihayati oleh local genius dan kita sebagai bangsa, itulah Pancasila itu," kata Romo Mudji, yang merupakan Penulis buku Filsafat Nusantara.

Hasto lalu memuncaki bahwa pendapat para pakar dan tokoh itu semakin menguatkan bahwa haluan negara harus berbasis kepada kekayaan budaya bangsa Indonesia sendiri.

Salah satunya adalah kekayaan pangan dan rempah-rempah yang dimiliki Nusantara.

Di rakernas nanti, PDIP akan mendalami dan merumuskan bagaimana kekayaan budaya ini menjadi basis pengembangan industri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini