Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa yang melakukan unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, menilai penegakan hukum di Indonesia tidak adil.
Unjuk rasa tersebut digelar dalam rangka menuntut pemerintah memproses hukum Sukmawati dan Gus Muwafiq terkait kasus dugaan penistaan agama.
Ketua Media Center Novel Bamukmin mengatakan, laporan terhadap Sukamawati dan Gus Muwafik sampai saat ini tak kunjung diproses pihak kepolisian.
Menurutnya, Sukmawati sangat jelas dengan sengaja mengadu domba dengan ucapan kontroversialnya yang membandingkan Nabi Muhammad dengan Soekarno.
Baca: Angkie Yudistia Tegaskan Staf Khusus Milenial Jokowi Bukan Pajangan
"Korlabi yang pertama melaporkan Sukmawati padahal saudara, ada kasus yang dulu. Sebelumnya setahun lalu ini Bu Sukmawati juga menistakan agama. Saya mau tanya kalau dilakukan dua kali sengaja atau tidak saudara-saudara?" ujar Novel Bamukmin dalam orasinya di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2019).
"Sengaja," jawab massa aksi lainnya.
Novel Bamukmin menilai pelaporannya yang tak dilanjutkan dngan proses hukum terhadap Sukmawati dirasa tidak adil.
Menurutnya, penegakkan hukum seharusnya tidak pandang bulu.
Baca: Pengakuan Pelaku Persekusi 2 Anggota Banser NU: Awalnya Saya Emosi Lihat Seragam Loreng Tentara
"Bagaimana pun, siapapun hukum ini harus tegak, tidak boleh pandang bulu," katanya.
Menurut Novel Bamukmin, tak kunjung dilakukannya proses hukum terhadap Sukmawati menimbulkan kekecewaan dari banyak pihak.
Lain halnya dengan kasus persekusi terhadap dua anggota Banser.
Kepolisian langsung bergerak cepat dan menangkap pelakunya.
Baca: Dugaan Penistaan Agama oleh Sukmawati, Aksi Unjuk Rasa Digelar Hari Ini di Depan Mabes Polri
"Ada kemaren baru lelucon, bukan main-main saudara, ada satu orang katanya diduga mempersekusi dua oknum Banser buru-buru ditangkap (oleh polisi) saudara. Lucu saudara, satu orang persekusi dua orang, kira-kira lucu ga? Heh maen-maenan buru-buru ditangkap saudara," katanya.
Menurutnya tindakan tersebut menjadi bukti kuat akan timpangnya upaya penegakan hukum di Indonesia.
Novel Bamukmin menyebut, tindakan polisi yang langsung memproses hukum tersangka yang melakukan persekusi seperti guyonan di matanya.
"Saya tanya adil ga? Dagelan bukan? Dagelan saudara. Mereka mempertontonkan ketidakadilan, mereka terang-terangan saudara untuk tidak berbuat adil. Mempertontonkan ketidakadilan adalah kemungkaran," kata Novel Bamukmin.