TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendatangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) di Jakarta Pusat pada Jumat (13/12/2019) pukul 12.49 WIB.
Usai melakukan pertemuan selama sekira 20 menit tersebut, Prabowo keluar bersama Menko Polhukam Mahfud MD.
Prabowo mengatakan, dalam pertemuan tersebut ia membahas sejumlah hal penting terkait pertahanan dan keamanan dengan Mahfud.
Baca: Prabowo dan Mahfud MD Bahas Kontrak Lama Alutsista
Hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait dengan tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Bahasan yang kedua sudah berita umum ya, ada tiga warga negara kita disandera di Filipina, jadi ya kita akan membahas nanti," kata Prabowo.
Sebelum meninggalkan kantor Kemenko Polhukam, ia juga sempat menyatakan niatnya untuk mengundang Mahfud ke Kantor Kemenhan.
Baca: Menkopolhukam Bicara Antisipasi Kerawanan Teroris dan Kamtibnas Jelang Natal dan Tahun Baru
Diberitakan sebelumnya, pemerintah masih mencari cara untuk membebaskan tiga nelayan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di selatan Filipina.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan langkah penyelamatan dan pembebasan tanpa mengorbankan satu jiwa pun masih berproses.
Baca: Kabar Terbaru Abu Sayyaf Sandera Tiga Nelayan WNI, Ini Kata Kemenlu
Saat ini, menurut Mahfud MD kelompok Abu Sayyaf masih menutup diri. Dia menegaskan pemerintah tidak akan begitu saja menuruti kelompok Abu Sayyaf yang meminta tebusan sekitar Rp8,3 miliar.
"Ya kan minta tebusannya Rp8,3 miliar, kalau kita nuruti tebusan terus, masa kalah sama perampok (teroris)," ucapnya di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/12/2019).
Mahfud MD melanjutkan kedua negara (Indonesia dan Filipina) terua melakukan komunikasi intensif terkait upaya pembebasan tiga WNI tersebut.
Diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meminta bantuan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk membebaskan tiga nelayan WNI yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf.
Penyanderaan ini diketahui publik lewat sebuah video di media sosial Facebook. Dalam video itu, para nelayan mengirim pesan agar Jokowi membebaskan mereka dengan membayar tebusan.
Tiga WNI itu bernama Maharudin Lunani (48), Muhammad Farhan (27), dan Samiun Maneu (27).
Mereka diculik saat melaut dan memancing udang di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah. Insiden itu terjadi pada 24 September 2019.